JAKARTA. Tahun lalu, kredit properti seperti perumahan, apartemen dan ruko masih mampu tumbuh tinggi. Berdasarkan data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Desember 2013, kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh 27% menjadi Rp 268,76 triliun.Disusul kredit ruko yang tumbuh 26% mencapai Rp 24,97 triliun, dan kredit pemilikan apartemen (KPA) tumbuh 20% mencapai Rp 12,02 triliun. Secara umum, kredit properti tumbuh 21%. Namun, tanda-tanda pelambatan mulai terlihat di kuartal IV 2013 (lihat tabel). Hal ini mengempiskan optimisme perbankan. Sejumlah aturan, termasuk loan to value (LTV) dan rumah inden, diprediksi bakal memberatkan langkah perbankan di tahun ini. Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP mengatakan, kredit properti khususnya KPR dan KPA akan semakin menyulitkan bank untuk membukukan pertumbuhan.
Tahun Lalu, laju properti masih mendaki
JAKARTA. Tahun lalu, kredit properti seperti perumahan, apartemen dan ruko masih mampu tumbuh tinggi. Berdasarkan data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Desember 2013, kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh 27% menjadi Rp 268,76 triliun.Disusul kredit ruko yang tumbuh 26% mencapai Rp 24,97 triliun, dan kredit pemilikan apartemen (KPA) tumbuh 20% mencapai Rp 12,02 triliun. Secara umum, kredit properti tumbuh 21%. Namun, tanda-tanda pelambatan mulai terlihat di kuartal IV 2013 (lihat tabel). Hal ini mengempiskan optimisme perbankan. Sejumlah aturan, termasuk loan to value (LTV) dan rumah inden, diprediksi bakal memberatkan langkah perbankan di tahun ini. Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP mengatakan, kredit properti khususnya KPR dan KPA akan semakin menyulitkan bank untuk membukukan pertumbuhan.