Tahun Lalu Rugi, Saratoga Investama Sedaya (SRTG) Tetap Bagikan Dividen Rp 298 Miliar



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) akan membagikan dividen sebanyak-banyaknya Rp 298,43 miliar dari tahun buku 2023. Dividen ini setara Rp 22 per saham.

Harga saham SRTG pada penutupan perdagangan hari Kamis (16/5) berada di angka Rp 1.515 per saham. Sehingga, yield dividen yang akan diterima pemegang saham sebesar 1,45%.

Rencana pembayaran dividen ini telah mengantongi persetujuan rapat umum pemegang saham tahunan pada Kamis (16/5). SRTG tetap menebar dividen meski mencatat kerugian bersih Rp 10,15 triliun pada tahun lalu. Kinerja SRTG tahun lalu jeblok karena penurunan nilai pasar saham-saham yang menjadi portofolio.


Adapun perusahaan yang termasuk dalam portofolio meliputi PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang bergerak di sektor tambang. Kemudian, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).

Baca Juga: OJK Tengah Menyusun Rancangan Aturan Konglomerasi Keuangan Terbaru, Ini Kata Analis

Saratoga mencatatkan kerugian bersih atas investama pada saham dan efek lain Rp 13,81 triliun. Tetapi Saratoga menorehkan rekor pendapatan dividen tertinggi senilai Rp 2,8 triliun. Sebagian besar dividen berasal dari ADRO, MPMX, dan TBIG. Alhasil, arus kas dividen dan hasil divestasi Saratoga mencapai level tertinggi yaitu sebesar Rp 3,9 triliun.

Hubungan Investor Saratoga Ryan Sual menyebut, terdapat gap sebesar 40% nilai saham dari nilai aset bersih saham per Maret 2024 dimana masing-masing ada di angka Rp 3.500 dan Rp 1.400. “Harapannya nilai saham kami bisa mendekati pada nilai aset bersih kami, sebagai performa daripada perusahaan kami,” ujar dia saat paparan publik, Kamis (16/5).

Nilai aset bersih atau net asset value (NAV) Saratoga mencapai Rp 47,5 triliun sampai dengan Maret 2024. Pada akhir 2023, NAV Saratoga mencapai Rp 48,9 triliun.

Baca Juga: ASII, SRTG hingga EMTK, Ini Rekomendasi Saham Emiten Holding dari Grup Konglomerasi

Direktur Investasi Saratoga, Devin Wirawan mengatakan, dalam rangka memperkecil gap tersebut perseroan melakukan outreaching dan roadshow kepada investor-investor institusi dan juga ritel. “Hal ini dilakukan untuk memperkecil diskon antara nilai NAV dan harga saham,” kata Devin.

Saat ini Saratoga tengah meningkatkan investasi di sektor-sektor strategis seperti kesehatan, infrastruktur digital, dan energi terbarukan. Saratoga telah mengakuisisi saham mayoritas PT MGM Bosco Logistik (MBL) tahun lalu dan Rumah Sakit Brawijaya dengan unit total sebanyak lima rumah sakit dan dua klinik pada kuartal I-2024.

Rincian diversifikasi perusahaan di berbagai sektor industri yang berbeda meliputi 50% dari sumber daya alam, 30% dari infrastruktur digital, dan sisanya dikontribusikan oleh banyak perusahaan. “Ke depan kami hendak memiliki satu platform lagi, dan itu adalah platform kesehatan,” imbuh Devin.

Saratoga pun menargetkan laba US$ 100 juta sampai dengan US$ 150 juta per tahun. Namun, target ini bergantung kepada peluang pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati