Tahun Lalu, Siam Cement Group (SCG) Catat Penjualan Rp 22,49 Triliun di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siam Cement Group (SCG) mencatat, pendapatan dari penjualan SCG di Indonesia per kuartal IV-2021 tercatat sebesar Rp 6,18 triliun. Capaian ini meningkat 60% yoy, yang ditopang oleh bisnis packaging (FajarPapaer dan Intan Group), cement building materials (Kokoh), serta penjualan ekspor dari Thailand.

Presiden dan CEO SCG, Roongrote Rangsiyopash berujar, dari segi aset, total aset SCG di Indonesia mencapai Rp 51,28 triliun pada kuartal IV-2021. "Meningkat 27% yoy terutama dari bisnis packaging (kemasan) dan kimia," ujar Roongrote, dalam keterangan resminya, kemarin. 

Hasil operasi untuk tahun 2021, SCG di Indonesia melaporkan pendapatan dari penjualan sebesar Rp 22,49 triliun. Jumlah ini juga berhasil terkerek 59% yoy, yang ditopang oleh bisnis packaging (FajarPaper) dan merger serta kemitraan baru (Intan Group).


SCG pun senantiasa berkomitmen untuk mendukung kemajuan Indonesia melalui beragam program tanggung jawab sosial perusahaan, terutama yang diperuntukkan bagi masyarakat di sekitar area operasinya.

Baca Juga: Meningkat 33%, Siam Cement Group (SCG) Catat Penjualan Rp 245,21 Triliun Tahun Lalu

Pada kuartal IV-2021, SCG Indonesia mendukung program Citarum Harum untuk kehidupan yang lebih baik dengan memulai pembangunan SCG Reinvented Toilet, sanitasi umum dengan teknologi canggih, yang berlokasi di Pasirluyu, Regol, Bandung, dan Jawa Barat. 

"Program ini menggunakan Aquonic 600 dari Zyclonic™ oleh SCG Chemicals. Aquonic 600 mengubah air limbah menjadi air bebas patogen yang dapat digunakan kembali untuk pembilasan dan irigasi," paparnya. 

Tak hanya itu, FajarPaper, perusahaan SCG pada unit binis packaging, turut membantu penanganan Covid-19 dengan mendonasikan generator oksigen dan kompresor untuk pengisian tabung oksigen senilai Rp 11,3 miliar kepada 12 rumah sakit. 

Roongrote mengungkapkan, selama tahun 2021, ekonomi di seluruh dunia telah dipengaruhi oleh kenaikan biaya energi dan bahan baku, inflasi, dan Covid-19, tetapi SCG terus mempercepat transformasi bisnis.

Baca Juga: Melongok Performa Saham Koleksi SCG, Kebanyakan Melempem Kecuali TPIA

Sebagai hasil, SCG tetap mencatat pertumbuhan yang memuaskan selama setahun terakhir dengan menyelaraskan bisnis dengan tiga megatren, memasukkan ESG ke dalam operasi bisnis, memanfaatkan transformasi digital untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, serta mengembangkan solusi inovatif untuk memenuhi tren kesehatan guna meningkatkan kualitas hidup.

"Para pelaku usaha harus bersiap menghadapi kenaikan harga energi dan bahan baku akibat inflasi. Ketika daya beli mulai pulih, kekuatan pasar menaikkan harga barang dan jasa. Oleh karena itu, strategi bisnis di setiap industri harus dioptimalkan dengan tepat, memiliki disiplin keuangan untuk menghadapi kenaikan suku bunga, serta menciptakan inovasi untuk memenuhi permintaan pelanggan yang terus berubah melalui adopsi bisnis teknologi digital," tutup Roongrote.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .