Tahun lalu, WOOD raih pendapatan Rp 2,1 triliun atau naik 21,3%



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD, anggota indeks Kompas100 ini,) berhasil meraih pertumbuhan kinerja yang memuaskan sepanjang tahun lalu. Untuk itu perseroan terus mengupayakan pertumbuhan bisnis yang signifikan di tahun ini.

Mengulik laporan keuangan 2018, revenue WOOD tercatat Rp 2,1 triliun atau naik 21,3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 1,73 triliun. Wang Sutrisno, Direktur Keuangan WOOD bilang penjualan naik tak terlepas dari permintaan customer perseroan yang terus bertambah.

"Sedang di tahun ini kami harus meningkatkan volume untuk menyuplai permintaan yang ada," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (9/4). Selain itu WOOD juga diuntungkan oleh bertumbuhnya bisnis kehutanan perseroan.


Wang menyebutkan bahwa pertumbuhan segmen bisnis ini lantaran harga kayu tumbuh baik tahun lalu. Setidaknya pertumbuhan penjualan segmen kehutanan mampu tumbuh 1,5 kali lipat menjadi Rp 333 miliar di tahun 2018, dimana tahun 2017 hanya Rp 132 miliar.

Di tahun ini diperkirakan harga kayu akan stabil, sehingga kenaikan di sektor ini bakal tidak setinggi tahun lalu. Sementara itu pasar ekspor WOOD kian kencang berlari dengan porsi 67% dari total revenue tahun 2018.

Pertumbuhan pasar ekspor sebanyak 16,7% dari Rp 1,2 triliun di 2017 menjadi Rp 1,4 triliun. "Furnitur dan building component banyak pesanan dari luar, khususnya Amerika," sebut Wang.

Sedangkan furnitur di dalam negeri, WOOD berhasil meningkatkan penjualannya lewat proyek pemerintah. Wang mengatakan, untuk tender e-catalouge bangku sekolah sepanjang 2018 kemarin setidaknya perusahaan mampu mengantongi nilai hampir Rp 100 miliar.

Adapun beban pokok penjualan di 2018 tercatat senilai Rp 1,36 triliun tumbuh 16,2% year on year (yoy). Alhasil laba kotor yang dicatat WOOD di 2018 mencapai Rp 739 miliar atau tumbuh 31,9% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu kata Wang, selisih kurs di tahun lalu membantu emiten yang berorientasi ekspor ini sehingga memperoleh margin keuntungan yang signifikan. Berkat selisih kurs pula, laba bersih perusahaan dapat terkerek 41,5% yoy menjadi Rp 242 miliar sampai akhir 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini