KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tahun 2024, reksadana saham menjadi pilihan instrumen investasi yang prospektif. Hal ini berkaitan dengan adanya penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) yang biasanya memberikan sentimen positif bagi pasar saham.
Senior Vice President Head of Retail Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, secara historis, indeks saham bergerak naik sepanjang tahun Pemilu. Oleh karena itu, reksadana berbasis saham bisa menjadi pilihan yang menarik untuk investasi di awal tahun jelang Pemilu 2024. Reksadana saham yang menarik dilirik adalah yang portofolionya berisi saham-saham berkapitalisasi besar dengan kinerja keuangan stabil. Menurut Reza, sektor perbankan konvensional dan sektor konsumer dapat menjadi pilihan yang menarik untuk investasi.
Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Felisya Wijaya juga menilai, reksadana saham menawarkan prospek paling menarik di tahun 2024. Hal ini didukung oleh pelemahan harga komoditas yang sudah menyentuh
bottom di tahun 2023 serta potensi perbaikan daya beli masyarakat di tengah meningkatnya belanja pemerintah menjelang Pemilu.
Baca Juga: Dana Kelolaan (AUM) Reksadana Jeblok Sepanjang 2023, Begini Penjelasan OJK "Selain itu, potensi pemangkasan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia tahun 2024 memberikan prospek positif terhadap sektor perbankan," ucap Felisya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (1/1). Felisya melihat, pergerakan pasar saham domestik masih akan dibayangi oleh sentimen politik setidaknya hingga awal pertengahan 2024. Alhasil, strategi pengelolaan reksadana saham Sucorinvest Asset Management (AM) saat ini cenderung defensif. Sucorinvest AM berinvestasi pada sektor perbankan, barang konsumsi, dan telekomunikasi. Pasalnya, ada potensi pembalikan tren suku bunga acuan Bank Indonesia dan tren kenaikan belanja masyarakat di tengah tahun politik yang berefek positif pada sektor-sektor tersebut. Menurut Felisya, saat ini menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi reksadana saham. Mengingat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menawarkan valuasi yang cukup murah dengan P/E di bawah rata-rata lima tahun terakhir. "Dengan begitu, terdapat potensi
upside meskipun sudah
rally pada bulan Desember menutup tahun 2023," kata Felisya. Reza juga berpendapat, waktu yang tepat untuk membeli reksadana adalah sedini mungkin atau sekarang juga supaya bisa segera meraih tujuan investasi. Namun, pastikan untuk mempertimbangkan risiko dan keuntungan dari reksadana tersebut sebelum membelinya. Di HPAM, produk reksadana saham yang menjadi unggulan adalah Reksadana Tactical Equity. Ada juga HPAM Syariah Ekuitas bagi yang memiliki tujuan investasi jangka panjang, yakni di atas lima tahun.
Baca Juga: KSEI: 77,49% Investor Beli Reksadana lewat Agen Penjual Fintech Menurut Reza, potensi
upside-nya cukup besar, mengingat reksadana saham memiliki imbal hasil tertinggi di antara jenis reksadana lainnya dalam jangka panjang. Misalnya, HPAM Syariah Ekuitas menghasilkan pertumbuhan nilai sebesar 41,75% dalam lima tahun terakhir.
"Namun, kami selalu sarankan investor melakukan diversifikasi profil guna meminimalisir risiko dan memaksimalkan investasi," tutur Reza. CEO PT Pinnacle Persada Investama (Pinnacle Investment) Guntur Surya Putra menambahkan, reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap dapat menjadi opsi investasi di 2024. Potensi penurunan tingkat suku bunga dapat membuat ekonomi terpacu kembali sehingga menguntungkan kedua kelas aset tersebut. Tingkat inflasi tahun 2024 juga diprediksi lebih terkendali dan pertumbuhan ekonomi sesuai ekspektasi. Tak ketinggalan, penyelenggaraan Pemilu juga diharapkan dapat mendorong kenaikan beberapa sektor bisnis. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi