SINGAPURA. Dollar AS sepertinya masih akan menjadi primadona di pasar mata uang dunia tahun depan. Setidaknya, pesan itulah yang ingin disampaikan pelaku pasar perdagangan mata uang. Deutsche Bank AG, semisal. Pedagang mata uang terbesar kedua dalam peringkat Euromoney tersebut meyakini dollar AS masih memiliki banyak ruang untuk reli dalam dua tahun ke depan. JPMorgan Chase & Co, seperti dilansir Bloomberg memprediksi, dollar AS akan semakin perkasa terhadap mata uang Selandia Baru dan Singapura. Puncaknya diperkirakan akan terjadi pada paruh kedua tahun depan. Setali tiga uang, Goldman Sachs Group Inc, Barclays Plc dan Credit Suisse Group AG juga satu suara meramal akan terjadinya penguatan dollar AS. Hal ini dikarenakan, Federal Reserve (Fed) bergerak ke arah peningkatan suku bunga. Ini merupakan kali pertama Fed mengerek suku bunganya dalam hampir satu dekade. "Kami berharap, penguatan dollar pada tahun 2016 mendatang. Kembali ke perbedaan siklus dan kebijakan antara Amerika Serikat dan ekonomi negara-negara besar lainnya," imbuh Todd Elmer, ahli strategi mata uang Citigroup Inc di Singapura. Bloomberg Indeks Dollar Spot telah meningkat 9% di sepanjang tahun ini, menyusul kenaikan 11% di tahun lalu. Sejak Oktober, laju dollar AS bangkit, setelah para pembuat kebijakan Fed membenarkan untuk menaikkan tingkat suku bunga dalam pertemuan bank sentral AS pada 15 - 16 Desember 2016 nanti. Rekomendasi analis Beli dollar AS, jual euro. Demikian rekomendasi dari Deutsche Bank, Barclays, Goldman Sachs, BNP Paribas SA dan Credit Suisse. Menurut 17 analis dari 60 analisi yang disurvei oleh Bloomberg, dollar AS akan mendaki pada kuartal kedua tahun depan. "Pelonggaran kebijakan akan diadakan lagi atau ditingkatkan. Ini berarti keterpurukan lebih dalam lagi bagi euro," kata Jose Wynne, kepala riset valas di Barclays di New York.
Tahun penuh berkah bagi investor dollar
SINGAPURA. Dollar AS sepertinya masih akan menjadi primadona di pasar mata uang dunia tahun depan. Setidaknya, pesan itulah yang ingin disampaikan pelaku pasar perdagangan mata uang. Deutsche Bank AG, semisal. Pedagang mata uang terbesar kedua dalam peringkat Euromoney tersebut meyakini dollar AS masih memiliki banyak ruang untuk reli dalam dua tahun ke depan. JPMorgan Chase & Co, seperti dilansir Bloomberg memprediksi, dollar AS akan semakin perkasa terhadap mata uang Selandia Baru dan Singapura. Puncaknya diperkirakan akan terjadi pada paruh kedua tahun depan. Setali tiga uang, Goldman Sachs Group Inc, Barclays Plc dan Credit Suisse Group AG juga satu suara meramal akan terjadinya penguatan dollar AS. Hal ini dikarenakan, Federal Reserve (Fed) bergerak ke arah peningkatan suku bunga. Ini merupakan kali pertama Fed mengerek suku bunganya dalam hampir satu dekade. "Kami berharap, penguatan dollar pada tahun 2016 mendatang. Kembali ke perbedaan siklus dan kebijakan antara Amerika Serikat dan ekonomi negara-negara besar lainnya," imbuh Todd Elmer, ahli strategi mata uang Citigroup Inc di Singapura. Bloomberg Indeks Dollar Spot telah meningkat 9% di sepanjang tahun ini, menyusul kenaikan 11% di tahun lalu. Sejak Oktober, laju dollar AS bangkit, setelah para pembuat kebijakan Fed membenarkan untuk menaikkan tingkat suku bunga dalam pertemuan bank sentral AS pada 15 - 16 Desember 2016 nanti. Rekomendasi analis Beli dollar AS, jual euro. Demikian rekomendasi dari Deutsche Bank, Barclays, Goldman Sachs, BNP Paribas SA dan Credit Suisse. Menurut 17 analis dari 60 analisi yang disurvei oleh Bloomberg, dollar AS akan mendaki pada kuartal kedua tahun depan. "Pelonggaran kebijakan akan diadakan lagi atau ditingkatkan. Ini berarti keterpurukan lebih dalam lagi bagi euro," kata Jose Wynne, kepala riset valas di Barclays di New York.