JAKARTA. Paham akan bisnis distribusi elektroniknya yang sudah kurang oke, PT Agis Tbk (TMPI) memiliki rencana untuk alih bisnis pengolahan bijih besi. Keseriusan manajemen untuk alih bisnis juga ditunjukan dengan menggandeng perusahaan asal China, Fujian Xinjifu Enterprise, dengan konsep joint venture yang mana TMPI memegang kendali 51% atas proyek.Rencananya, smelter pengolahan bijih besiĀ ini akan di bangun di atas lahan seluas 10 hektare di Semarang dan akan mulai beroperasi pada 2015 mendatang. Sayang, rencana tersebut terpaksa ditunda untuk waktu yang belum ditentukan."Tahun depan, kan, tahun politik (pemilu). Jadi, kami harus lebih berhati-hati," ujar Steven Kusuma, Direktur Utama TMPI seusai kegiatan RUPSLB TMPI, Senin (28/10).Seperti biasanya, periode pemilu selalu menimbulkan ketidakpastian, khususnya kebijakan-kebijakan yang menyangkut perekonomian. Manajemen takut jika pemimpin yang baru ternyata justru mengeluarkan kebijakan yang merugikan perusahaan.Manajemen juga tidak bisa meramal apakah tren terkait ekspor impor, praktek bisnis yang tidak profesional, dan praktek dumping bakal benar-benar bisa diberantas oleh pemimpin yang baru nanti. Atau, justru pemimpin tersebut tak jauh berbeda dengan pemerintah saat ini yang lebih gemar impor bahan baku. Padahal, industri dalam negeri sudah mampu memproduksi bahan bakunya sendiri."Kalau kami investasi Rp 1 triliun dalam bentuk infrastruktur sementara pesaing melakukan dumping melalui investasi Rp 1 triliun dalam bentuk stok, ya kapan kami mau untung? Intinya, kami menunggu kepastian kebijakan dari pemerintahan yang baru," tutur Steven.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tahun politik, alih bisnis bijih besi TMPI ditunda
JAKARTA. Paham akan bisnis distribusi elektroniknya yang sudah kurang oke, PT Agis Tbk (TMPI) memiliki rencana untuk alih bisnis pengolahan bijih besi. Keseriusan manajemen untuk alih bisnis juga ditunjukan dengan menggandeng perusahaan asal China, Fujian Xinjifu Enterprise, dengan konsep joint venture yang mana TMPI memegang kendali 51% atas proyek.Rencananya, smelter pengolahan bijih besiĀ ini akan di bangun di atas lahan seluas 10 hektare di Semarang dan akan mulai beroperasi pada 2015 mendatang. Sayang, rencana tersebut terpaksa ditunda untuk waktu yang belum ditentukan."Tahun depan, kan, tahun politik (pemilu). Jadi, kami harus lebih berhati-hati," ujar Steven Kusuma, Direktur Utama TMPI seusai kegiatan RUPSLB TMPI, Senin (28/10).Seperti biasanya, periode pemilu selalu menimbulkan ketidakpastian, khususnya kebijakan-kebijakan yang menyangkut perekonomian. Manajemen takut jika pemimpin yang baru ternyata justru mengeluarkan kebijakan yang merugikan perusahaan.Manajemen juga tidak bisa meramal apakah tren terkait ekspor impor, praktek bisnis yang tidak profesional, dan praktek dumping bakal benar-benar bisa diberantas oleh pemimpin yang baru nanti. Atau, justru pemimpin tersebut tak jauh berbeda dengan pemerintah saat ini yang lebih gemar impor bahan baku. Padahal, industri dalam negeri sudah mampu memproduksi bahan bakunya sendiri."Kalau kami investasi Rp 1 triliun dalam bentuk infrastruktur sementara pesaing melakukan dumping melalui investasi Rp 1 triliun dalam bentuk stok, ya kapan kami mau untung? Intinya, kami menunggu kepastian kebijakan dari pemerintahan yang baru," tutur Steven.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News