Tahun Politik, Ekonom Perkirakan Ada Tambahan Uang Beredar Rp 270,3 Triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masuk tahun politik, perputaran uang untuk pemilihan umum (pemilu) akan menjadi salah satu penyokong perekonomian.

Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy menghitung, ada tambahan uang sekitar Rp 118,9 triliun hingga Rp 270,3 triliun saat proses pemilu berlangsung.

Leo bilang, ini merupakan efek multiplier dari gelontoran uang untuk kampanye yang dilakukan jelang tahun politik.


"Kalau kami hitung, money injection di tahun 2023 bisa mencapai Rp 118,9 triliun hingga Rp 270,3 triliun, atau di kisaran 0,6% PDB hingga 1,3% PDB," tutur Leo dalam pertemuan, Selasa (10/1).

Baca Juga: Jokowi Minta KPU Cermat Gunakan Anggaran Penyelenggaraan Pemilu

Leo mengungkapkan, 90% distribusi uang pemilu akan terjadi di semester II-2023. Yang tentu saja, akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan konsumsi rumah tangga di tahun ini.

Ini juga sesuai dengan pola musiman, di mana pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan meningkat di dua kuartal sebelum perhelatan pemilihan umum.

Mengingat pemilihan umum presiden dan wakil presiden dilaksanakan pada Februari 2024, maka efek peningkatan konsumsi dari belanja pemilu akan terasa di paruh kedua tahun ini.

"Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana penyelenggaraan pada April. Dampaknya terbagi di tahun penyelenggaraan pemilu dan tahun sebelumnya. Kalau di tahun depan, karena dilaksanakan Februari, maka dampaknya akan terasa di tahun 2023," jelas Leo.

Ia memperkirakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2023 berada di kisaran 5,28% yoy.

Ini lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada sepanjang tahun 2022 yang sebesar 4,91% yoy.

Baca Juga: Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Diprediksi Melambat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat