Tahun politik, Kino optimistis kinerja tumbuh 10%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen consumer goods dan produk personal care, PT Kino Indonesia Tbk (KINO) optimistis bisnisnya bakal bertumbuh di tahun ini. Daya beli masyarakat diprediksi meningkat memasuki tahun politik ini, bakal mengerek penjualan Kino. 

Menurut Harry Sanusi, Presiden Direktur PT Kino Indonesia Tbk, momentum Pilkada dan Pemilihan Presiden di 2019 nanti bakal merangsang konsumsi di tengah masyarakat. "Kondisi tersebut dapat menumbuhkan konsumsi masyarakat lebih baik," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1). Jika pada tahun 2017 perseroan ini hanya mematok pendapatan konservatif alias sama dengan tahun sebelumnya, maka di 2018 ini KINO cukup percaya diri kinerja bisa tumbuh. "Kami target tumbuh sekitar 10% dari tahun 2017," sebut Harry. Untuk itu Kino gencar melakukan penetrasi pasar baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu pula KINO tetap akan menambah portofolio produk baru di 2018 ini. "Kami akan luncurkan sekitar 50 Stock Keeping Unit (SKU) di tahun ini," beber Harry. Adapun kategori produknya berkutat di produk pereda panas dalam, personal care dan home care. Menilik laporan keuangan hingga kuartal III-2017, pendapatan KINO masih turun 13% menjadi Rp 2,34 triliun secara tahunan atau year on year (yoy). Padahal di periode yang sama tahun lalu KINO mampu meraih penjualan senilai Rp 2,7 triliun.

Usaha KINO sebanyak 44% ditopang oleh produk perawatan tubuh (personal care) yang memberi kontribusi sebesar Rp 1,05 triliun di kuartal III-2017. Jumlah tersebut turun 16% dibandingkan kuartal III-2016 yang sebesar Rp 1,25 triliun. Begitu pula dengan segmen makanan yang turun 29% menjadi Rp 365 miliar. Penjualan yang paling terpuruk berasal dari produk farmasi, meluncur 68% dari Rp 7 miliar menjadi Rp 2,2 miliar di kuartal ketiga 2017. Satu-satunya pertumbuhan hanya berasal dari segmen minuman yang penjualannya Rp 923 miliar. Namun kenaikannya terbilang tipis, di bawah 1% jika dibandingkan dengan triwulan ketiga tahun lalu, Rp 921 miliar. Meski demikian perusahaan ini melakukan efisiensi dengan berkurangnya beban pokok penjualan 14%, dari Rp 1,59 triliun menjadi Rp 1,36 triliun. Namun hal tersebut tak cukup mengerek laba bersih yang anjlok 61% menjadi Rp 69 miliar. Sedangkan di kuartal III 2016 KINO memperoleh laba bersih Rp 178 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini