KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperkirakan pertumbuhan Investasi di 2019 akan melambat karena faktor tahun politik dengan adanya Pilpres dan Pileg di tahun 2019. Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan bahwa bila dilihat dari siklusnya pertumbuhan investasi yang terjadi pada tahun politik sudah pasti akan melambat karena faktor tahun politik. "Bila dilihat dari siklus 20 tahun terakhir sudah pasti tiap memasuki tahun pemilu akan ada slowdown, akan terjadi perlambatan domestik maupun internasional.Ini adalah hal yang lumrah dan wajar, oleh karena itu kita akan melakukan antisipasi untuk hal ini,” ujar Tom Lembong, Kamis (19/7).
Bhima Yudhistira, peneliti Indef mengatakan, realisasi investasi pada tahun 2019 yang akan datang diperkirakan akan melambat di angka 10 % - 11% (yoy). " Realisasi investasi tahun depan perkiraan nya akan tumbuh melambat di 10-11% (yoy)," kata Bhima pada Kontan.co.id. Kamis (19/7). Menurutnya, perlambatan investasi yang akan terjadi pada tahun 2019 mendatang diakibatkan oleh faktor regulasi. Ia menilai para investor akan lebih
wait and see, terutama di sektor industri dan manufaktur karena para investor cenderung lebih sensitif dari sisi regulasi yang akan dikeluarkan oleh pasangan calon (paslon) yang terpilih pada pemilu dan pilpres nanti. "Untuk investasi jangka panjang terutama di sektor pertambangan, dan industri manufaktur memang sensitif ke regulasi. Dikhawatirkan perubahan kepemimpinan akan membawa perubahan regulasi. Jadi ketidakpastian aturan ini yang dihindari investor,” paparnya. Adapun faktor lain yang dinilai mampu menghambat pertumbuhan investasi adalah isu politik seperti Penanaman Modal Asing( PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMD) ." yang paling sensitif isu politik adalah PMA baru disusul PMDN,” katanya. Adrian Panggabean, Ekonom Bank Cimb Niaga menyampaikan, hal yang sama bahwa di tahun 2019 mendatang, investasi akan cenderung melambat. Bukan hanya karena faktor pilpres tapi juga faktor dari BI 7DRR yang semakin tinggi. "Pertumbuhan investasi dalam GDP di 2018 saat ini saya perkirakan akan di kisaran 4%. Sebelumnya waktu di Januari 2018 saya masih perkirakan di angka 6,5%. Jadi akibat naik tajamnya 7DRRR laju pertumbuhan investasi saya perkirakan akan slowdown,” ungkapnya. Pengamat Ekonomi Core Faisal Mohammad juga bilang, pertumbuhan investasi tahun 2019 akan melambat karena biasanya investor yang akan menunda investasinya sampai diputuskan siapa paslon yang menang di pemilu dan pilpres. Namun saat ditanya berapa presentasi perlambatannya ia belum bisa bilang karena akan dilakukan kajian pada economic outlook November 2019 mendatang.
"Melemah berapa persennya kita belum melakukan kajiannya, karena prediksi 2019 baru akan dirilis saat economic outlook di bulan november ini. Tapi saya sepakat biasanya investasi saat pilpres itu menurun karena pelaku usaha dan investor walaupun tidak semua, biasanya menahan keputusan bisnis termasuk investasi menunggu kepastian siapa calon pemimpin yang terpilih," katanya. Sementara itu Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia, Berly Martawardaya memberikan saran pada pemerintah untuk mengantisipasi pelemahan investasi pada 2019 mendatang karena faktor kebijakan ekonomi pasca Pilpres 2019 dengan semakin menggencarkan promosi pada para investor. "Pemerintah perlu antisipasi kemungkinan arus FDI ke Indonesia melemah di 2019 karena para investor wait and see kebijakan ekonomi pasca pilpres. Kalau dari sekarang pemerintah akselerasi promo dan tarik FDI maka bisa tidak menurun tahun depan,” kata Berly. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto