JAKARTA. Meski tahun 2014 adalah tahun politik, industri farmasi diramal akan tetap tumbuh positif. Tahun depan, Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi memproyeksikan pertumbuhan omzet industri farmasi sebesar 13%-14% dari tahun ini yang ditaksir mencapai US$ 5,4 miliar. Ketua Umum GP Farmasi, Johannes Setiono menyatakan, berdasarkan pengalaman, industri farmasi akan tumbuh meski ada pemilihan umum. "Apalagi, tahun depan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) mulai diterapkan. Proyeksinya industri ini akan tumbuh 13%-14% dari tahun ini," ucap dia kepada KONTAN, Senin (25/11). Penerapan SJSN membuat kebutuhan akan obat meningkat tajam. Menurut perkiraan Johannes, bisa mencapai lima kali lipat sampai 2016 nanti. Untuk itu, perusahaan farmasi sudah menyiapkan stok produksi. "Bayangkan saja, yang dijangkau program SJSN sekitar 130 juta orang. Sekarang saja baru 11 juta orang," terangnya.
Tahun politik tak berpengaruh bagi bisnis farmasi
JAKARTA. Meski tahun 2014 adalah tahun politik, industri farmasi diramal akan tetap tumbuh positif. Tahun depan, Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi memproyeksikan pertumbuhan omzet industri farmasi sebesar 13%-14% dari tahun ini yang ditaksir mencapai US$ 5,4 miliar. Ketua Umum GP Farmasi, Johannes Setiono menyatakan, berdasarkan pengalaman, industri farmasi akan tumbuh meski ada pemilihan umum. "Apalagi, tahun depan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) mulai diterapkan. Proyeksinya industri ini akan tumbuh 13%-14% dari tahun ini," ucap dia kepada KONTAN, Senin (25/11). Penerapan SJSN membuat kebutuhan akan obat meningkat tajam. Menurut perkiraan Johannes, bisa mencapai lima kali lipat sampai 2016 nanti. Untuk itu, perusahaan farmasi sudah menyiapkan stok produksi. "Bayangkan saja, yang dijangkau program SJSN sekitar 130 juta orang. Sekarang saja baru 11 juta orang," terangnya.