JAKARTA. Kinerja reksadana saham tahun 2011 terbilang mengecewakan. Merujuk ke hitungan Infovesta Utama, sejak awal tahun hingga 30 November 2011, tingkat imbal hasil alias return reksadana saham tercatat minus 3,78%. Angka itu jauh di bawah kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih naik 0,31% di rentang waktu sama. Selama November saja, return reksadana saham ambles 3,27%. Rudiyanto, Senior Research Analyst Infovesta Utama, menilai, penyebab kinerja reksadana saham jeblok adalah fluktuasi yang tajam di pasar modal selama paruh kedua tahun ini. "Fluktuasi di bursa saham tinggi, penempatan portofolio menjadi sulit diprediksi," ujar dia, Jumat (2/12). Pergerakan arah di pasar yang tak pasti juga menyulitkan manajer investasi (MI) merumuskan strategi transaksi. "Penentuan market timing seperti aksi beli dan aksi jual yang dilakukan MI, mungkin tidak tepat," imbuh Rudiyanto.
Tahun suram bagi reksadana saham
JAKARTA. Kinerja reksadana saham tahun 2011 terbilang mengecewakan. Merujuk ke hitungan Infovesta Utama, sejak awal tahun hingga 30 November 2011, tingkat imbal hasil alias return reksadana saham tercatat minus 3,78%. Angka itu jauh di bawah kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih naik 0,31% di rentang waktu sama. Selama November saja, return reksadana saham ambles 3,27%. Rudiyanto, Senior Research Analyst Infovesta Utama, menilai, penyebab kinerja reksadana saham jeblok adalah fluktuasi yang tajam di pasar modal selama paruh kedua tahun ini. "Fluktuasi di bursa saham tinggi, penempatan portofolio menjadi sulit diprediksi," ujar dia, Jumat (2/12). Pergerakan arah di pasar yang tak pasti juga menyulitkan manajer investasi (MI) merumuskan strategi transaksi. "Penentuan market timing seperti aksi beli dan aksi jual yang dilakukan MI, mungkin tidak tepat," imbuh Rudiyanto.