Taipan Terpidana Mati Vietnam Hadapi Vonis Baru Persidangan Kasus Pencucian Uang



KONTAN.CO.ID - HANOI. Truong My Lan, seorang taipan properti Vietnam, menghadapi sidang lanjutan pada hari Kamis (17 Oktober) dengan kemungkinan dijatuhi hukuman seumur hidup atas tuduhan pencucian uang setelah sebelumnya dijatuhi hukuman mati akibat penipuan senilai total US$27 miliar.

Kasus ini merupakan salah satu skandal korupsi terbesar dalam sejarah Vietnam, mengejutkan publik dan memicu protes langka dari para korban yang kehilangan tabungan mereka.

Latar Belakang Kasus

Pada bulan April, Truong My Lan dinyatakan bersalah atas penipuan terhadap Bank Komersial Saigon (SCB), yang diduga dia kendalikan. Dalam skandal ini, puluhan ribu orang yang berinvestasi di bank tersebut mengalami kerugian yang signifikan.


Negara komunis ini, yang dikenal karena ketatnya kontrol pemerintah, tidak pernah mengalami reaksi masyarakat yang cukup besar terhadap kasus korupsi seperti ini.

Baca Juga: Vietnam Jalin Kesepakatan Perdagangan dan Pembayaran Lintas Negara dengan China

Sekitar 36.000 orang yang membeli obligasi yang diterbitkan oleh SCB diidentifikasi sebagai korban penipuan. Di antara mereka adalah Nguyen Thi Huong, seorang penjual mi daring, yang mengatakan bahwa dia ingin mati setelah kehilangan seluruh tabungannya senilai US$20.000 pada tahun 2022.

Dia menggambarkan perasaannya setelah mengetahui kehilangan uangnya sebagai kondisi yang membuatnya merasa gila. Kesehatannya menurun akibat stres, dan ia tidak mampu mengirim anak-anaknya ke kelas tambahan.

Proses Hukum dan Tuduhan Pencucian Uang

Dalam persidangan yang berlangsung selama empat minggu, Lan dan 33 terdakwa lainnya, termasuk suami dan keponakannya, dibawa ke pengadilan di Ho Chi Minh City. Pengacara meminta hukuman seumur hidup bagi Lan atas tuduhan pencucian uang, perdagangan uang ilegal, dan penipuan.

Proses hukum ini menyoroti skala kejahatan dan dampaknya terhadap perekonomian negara.

Dozens of victims in the case held protests in central Hanoi as her latest trial started, demanding authorities help them get their money back. Mereka menuntut pemerintah untuk membantu mereka mendapatkan kembali tabungan yang hilang.

Kejadian ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya dari pemerintah untuk menangani kasus korupsi, para korban tetap menginginkan keadilan dan pemulihan hak-hak mereka.

Baca Juga: Filipina Desak Percepat Negosiasi Kode Etik Laut China Selatan

Pengakuan dan Upaya Banding

Truong My Lan mengungkapkan permohonan maaf kepada para korban di pengadilan dan mengklaim bahwa dia "bukan orang jahat." Meskipun dijatuhi hukuman mati pada bulan April setelah terbukti melakukan penggelapan sebesar US$12,5 miliar, dia tengah mengajukan banding terhadap putusan tersebut.

Belum ada tanggal yang diumumkan untuk sidang banding itu, namun kasus ini masih mencuri perhatian publik.

Prosecutors stated that the total damages caused amounted to US$27 billion, a figure equivalent to about six percent of Vietnam's gross domestic product in 2023. Kerugian yang ditimbulkan oleh kasus ini tidak hanya berpengaruh pada individu, tetapi juga pada perekonomian negara secara keseluruhan.

Dengan angka kerugian yang setara dengan persentase signifikan dari PDB Vietnam, hal ini mencerminkan skala kejahatan dan pentingnya reformasi dalam sistem keuangan negara.

Selanjutnya: IBC Gandeng CATL Bentuk Perusahaan Patungan Manufaktur Sel Baterai

Menarik Dibaca: 2 Resep Es Potong Jadul Celup Cokelat Meleleh, Bisa Jadi Ide Jualan Tambah Cuan

Editor: Handoyo .