Taiwan dapat ancaman militer setiap hari dari China, ini pemicunya



KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Presiden Tsai Ing-wen mengatakan pada hari Selasa (8/12/2020), Taiwan menghadapi ancaman militer setiap hari dari "pasukan otoriter" China. Ancaman tersebut datang setelah Amerika Serikat mengumumkan paket penjualan senjata baru senilai US$ 280 juta ke pulau yang diklaim China.

Reuters memberitakan, pemerintahan Trump memang telah meningkatkan dukungan untuk Taiwan, dengan total 11 paket penjualan senjata. Pada hari Senin, pemerintah AS memberi tahu Kongres tentang penjualan Sistem Komunikasi Informasi Lapangan yang baru.

Penjualan senjata semacam itu telah membuat gusar China. Tak ayal, kejadian tersebut semakin menambah ketegangan yang ada antara Beijing dan Washington. Salah satunya, China menempatkan sanksi pada perusahaan AS yang terlibat dan meningkatkan aktivitas militernya di dekat Taiwan, termasuk misi angkatan udara reguler.


Berbicara di forum keamanan di Taipei, Tsai mencatat ancaman di wilayah tersebut, termasuk Laut China Selatan yang "semakin termiliterisasi", yang diklaim China sebagian besar dan di mana China telah membangun pulau-pulau buatan dengan fasilitas udara dan angkatan laut.

Baca Juga: Tidak hanya deteksi, pesawat Y-8 China bisa hancurkan kapal selam

"Pasukan China secara konsisten berusaha untuk melanggar tatanan berbasis norma yang ada," kata Tsai. "Taiwan telah menerima ancaman militer seperti itu setiap hari."

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan penjualan senjata terbaru menunjukkan bahwa komitmen AS untuk membantu memperkuat kemampuan pertahanan pulau itu tetap tidak berubah.

"Taiwan dan Amerika Serikat akan terus mengkonsolidasikan kemitraan keamanan mereka untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," tambahnya.

Baca Juga: Bergolak lagi, dua kapal perang AS memasuki Laut China Selatan

Pemerintah Taiwan telah bergerak untuk meyakinkan rakyatnya bahwa pemerintahan baru Presiden terpilih Joe Biden, seorang Demokrat, tidak akan mengurangi dukungan AS untuk pulau itu.

Berbicara di forum yang sama, Kurt Campbell, mantan pejabat AS yang menjadi penasihat Biden, mengatakan ada dukungan bipartisan yang kuat untuk Taiwan.

“Ada sekelompok besar orang di seluruh lorong politik yang memahami signifikansi strategis yang mendalam dan kepentingan strategis kami dalam menjaga hubungan yang kuat dengan Taiwan,” kata Campbell, diplomat tertinggi AS untuk Asia Timur di bawah mantan Presiden Barack Obama.

Selanjutnya: AS: China ancaman terbesar bagi demokrasi di seluruh dunia sejak Perang Dunia II

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie