KONTAN.CO.ID - Militer Taiwan menyatakan siap merespons dengan cepat jika China melancarkan serangan mendadak. Seluruh satuan militer disebut mampu beroperasi dalam sistem komando terdesentralisasi tanpa harus menunggu perintah dari tingkat atas. Pernyataan tersebut disampaikan Kementerian Pertahanan Taiwan dalam laporan resmi kepada parlemen pada Selasa (16/12/2025).
Baca Juga: Bursa Asia Tertekan Selasa (16/12) Pagi, Jelang Rilis Data AS dan Rapat Bank Sentral Taiwan yang menganut sistem demokrasi terus memperingatkan bahwa China berpotensi mengubah latihan militernya secara tiba-tiba menjadi operasi tempur aktif guna mengejutkan Taiwan dan para pendukung internasionalnya. China, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, hampir setiap hari mengerahkan aktivitas militer di sekitar pulau tersebut. Taipei menilai langkah ini sebagai bagian dari strategi “grey zone”, yakni tekanan militer berkelanjutan yang tidak sampai memicu perang terbuka, tetapi bertujuan melemahkan kesiapsiagaan angkatan bersenjata Taiwan. Dalam laporannya, Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut frekuensi dan skala aktivitas militer China terus meningkat dari tahun ke tahun, termasuk patroli rutin bertajuk “kesiapan tempur gabungan”.
Baca Juga: Kekayan Elon Musk Tembus US$ 600 Miliar, Rekor Baru Orang Terkaya Dunia Militer Taiwan juga telah memiliki prosedur operasi standar untuk meningkatkan status kesiapsiagaan tempur apabila latihan militer China berubah dari sekadar manuver menjadi aksi perang. “Jika musuh tiba-tiba melancarkan serangan, seluruh unit akan menerapkan ‘kendali terdistribusi’ tanpa menunggu perintah, dan menjalankan misi tempur mereka dalam sistem komando terdesentralisasi,” demikian pernyataan kementerian tersebut, tanpa merinci lebih lanjut mekanismenya. Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo dijadwalkan memberikan penjelasan dan menjawab pertanyaan anggota parlemen terkait laporan tersebut pada Rabu mendatang.
Baca Juga: Dolar Taiwan dan Baht Tersungkur Selasa (16/12) Pagi, Mata Uang Asia Lesu Latihan Serangan China Kementerian Pertahanan Taiwan juga menilai China terus meningkatkan simulasi serangan terhadap Taiwan, termasuk dengan mengerahkan kapal perang semakin jauh ke Samudra Pasifik serta ke arah Australia dan Selandia Baru. “Partai Komunis China tidak pernah melepaskan opsi penggunaan kekuatan untuk mencaplok Taiwan dan terus meningkatkan latihan gabungan lintas matra, beralih dari latihan militer murni menjadi latihan rutin yang berorientasi pada skenario pertempuran nyata,” bunyi laporan itu. Pemerintah Taiwan kembali menegaskan penolakannya atas klaim kedaulatan Beijing, dengan menyatakan bahwa hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan masa depan pulau tersebut.
Baca Juga: Taipan India hingga Raksasa Energi Global Berebut Proyek Listrik di Afrika Selatan Sementara itu, pada Senin, Kementerian Pertahanan China menuding Presiden Taiwan Lai Ching-te membesar-besarkan ancaman dari Beijing dan menyebarkan “kecemasan perang”. “Kami berharap masyarakat luas Taiwan dapat dengan jelas melihat bahaya ekstrem dan dampak merugikan dari tindakan otoritas Lai yang secara sembrono ‘mempersiapkan perang demi kemerdekaan’,” kata Kementerian Pertahanan China dalam sebuah pernyataan.