Taiwan Sebut China Sebagai Tetangga Jahat, Hubungan Kedua Negara Semakin Memanas



KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Taiwan mengutuk "tetangga jahatnya" pada hari Jumat (5 Agustus) setelah China menembakkan beberapa rudal ke perairan sekitarnya, sebanyak empat di antaranya terbang di atas ibu kota pulau itu, Taipei, dalam eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya selama latihan perang berlangsung.

Selama latihan militer Kamis, yang berlanjut Jumat, China menembakkan rudal balistik dan mengerahkan jet tempur dan kapal perang di sekitar Taiwan.

Tentara Pembebasan Rakyat mendeklarasikan beberapa zona bahaya larangan bepergian di sekitar Taiwan, melintasi beberapa jalur pelayaran tersibuk di dunia dan di beberapa titik berada dalam jarak 20 km dari pantai pulau itu.


Baca Juga: Makin Tegang, 4 Rudal China Terbang di Atas Ibu Kota Taiwan

Beijing mengatakan latihan akan berlanjut hingga Minggu tengah hari, dan Taipei melaporkan bahwa jet tempur dan kapal China melintasi "garis tengah" yang membentang di Selat Taiwan pada Jumat pagi.

“Pada pukul 11 ​​pagi, beberapa kelompok pesawat tempur dan kapal perang China melakukan latihan di sekitar Selat Taiwan dan melintasi garis tengah selat itu,” kata kementerian pertahanan Taipei dalam sebuah pernyataan.

Garis median adalah perbatasan tidak resmi tetapi pernah sebagian besar dipatuhi yang membentang di tengah Selat Taiwan, yang memisahkan Taiwan dan Cina.

Serangan China telah menjadi lebih umum sejak Beijing menyatakan pada tahun 2020 bahwa perbatasan tidak resmi tidak ada lagi.

Beijing menyebut latihan perangnya sebagai respon atas Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau itu, tetapi Washington membalas bahwa para pemimpin China telah "memilih untuk bereaksi berlebihan".

Pelosi membela kunjungannya hari Jumat, dengan mengatakan Washington "tidak akan membiarkan" China mengisolasi Taiwan.

Baca Juga: Latihan Militer Terbesar China, Kerahkan 100 Pesawat dan 10 Kapal Perang

"Kami telah mengatakan dari awal bahwa perwakilan kami di sini bukan tentang mengubah status quo di sini di Asia, mengubah status quo di Taiwan," katanya kepada wartawan di Tokyo pada putaran terakhir tur Asia.

Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang, sementara itu, menyerukan sekutu untuk mendorong de-eskalasi.

"(Kami) tidak menyangka bahwa tetangga jahat di sebelah akan memamerkan kekuatannya di depan pintu kami dan secara sewenang-wenang membahayakan jalur air tersibuk di dunia dengan latihan militernya," katanya kepada wartawan.

Editor: Handoyo .