KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM), melalui PT Tajur Surya Abadi, terus melanjutkan pengembangan kawasan Royal Tajur yang berlokasi di wilayah Bogor. Kawasan ini dikembangkan dengan mengedepankan konsep ramah lingkungan.

Royal Tajur dikembangkan di lahan seluas 88 hektare (ha) yang didalamnya dikembangkan klaster-klaster hunian tapak dan apartemen. Ada dua tower hunian vertikal yang dibangun di atas lahan seluas 5.415 meter persegi (m2) bertajuk Royal Heights Apartemen.

Apartemen Royal Heihts tersebut dikembangkan ekslusif dengan hanya berkapasitas 79 unit dan 80 unit untuk masing-masing tower. SMDM telah memulai pembangunan apartemen ini pada awal Desember 2018 lalu.

"Satu menara sudah sold out sejak kuartal II tahun ini," kata Ardian Hendra, Project Manager Royal Tajur dalam keterangan resminya seperti yang dikutip Kontan, Kamis (20/12).

Proyek hunian vertical lowrise ini dibanderol mulai dari harga Rp 299 juta. Harga unit Royal Heights termasuk terjangkau untuk segmen pasarnya, karena hanya berkisar Rp13,5 juta per m2. Hunian ini ditawarkan dengan berbagai kemudahan cara bayar.

Sementara, untuk landed house, saat ini sedang dipasarkan klaster The Advebury dengan total 203 unit dan klaster The Bradfield 180 unit. The Advebury dikembangkan rumah dengan konsep 2 lantai downslope dan upslope dengan tipe mulai dari 72/97,5. Hingga saat ini, klaster tersebut telah terjual 113 unit. Sementara The Bradfield sudah terjual 125 unit di mana 100an unit telah diserahterimana ke konsumen.

Tajur Surya Abadi semakin serius dalam mengusung konsep ramah lingkungan untuk produk-produk yang dikembangkan. Hal itu mengantarkan Klaster The Advebury Royal Tajur berhasil mendapatkan penghargaan Green Property Awards 2018 dari Majalah Housing Estate baru-baru ini.

Penghargaan ini diberikan karena manajemen Royal Tajur dinilai berhasil secara konsisten menjadikan unsur lingkungan hijau dan konservasi alam sebagai bagian dari konsep pembangunan kawasan seluas 88 hektare tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie