Tak ada aji mumpung bagi Sido Muncul



JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk tak ingin memanfaatkan aji mumpung atas pailitnya produsen jamu PT Nyonya Meneer. Selain berbeda segmen, perusahaan ini lebih mantap dengan pilihan bisnisnya.

Direktur Keuangan Sido Muncul Venencia Sri Indrijati mengatakan, antara bisnis Nyonya Meneer dengan Sido Muncul berbeda. Menurutnya, Nyonya Meener dominan mengusung produk jamu tradisional. Sedangkan Sido Muncul mengusung herbal dan jamu modern.

Menurut Venencia, secara bertahap jamu-jamu tradisional memang akan mengalami pembaruan dan format baru. Inilah juga yang membuat emiten berkode saham SIDO di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak tertarik untuk mengambil market jamu tradisional. "Seperti Tolak Angin, dulu masih dalam pil dan bubuk, belum liquid seperti sekarang. Setelah menjadi cair baru bisa diterima semua kalangan. Jadi bertahap," katanya, Rabu (9/8).


Agar tidak mengalami nasib yang sama dengan Nyonya Meneer, Sido Muncul juga berencana untuk melakukan perubahan format beberapa produk. Seperti herbal suplemen yang saat ini masih dalam bentuk kapsul. Serta beberapa jamu yang sejenis dengan Tolak Angin.

Mengatur strategi

Kinerja Sido Muncul pada semester I-2017 tidak begitu memuaskan. Target pertumbuhan yang diharapkan dapat menyamai pencapaian tahun lalu, terpaksa harus dihitung kembali. "Penurunan ini membuat kami menyusun kembali untuk merevisi atau tidak. Strategi sedang dalam pembahasan untuk mengejar ketertinggalan di semester I," kata Venancia.

Sekadar gambaran, penjualan Sido Muncul pada separuh pertama tahun ini mengalami penurunan sebesar 6,8% menjadi Rp 1,2 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sama seperti penjualan, laba bersih perusahaan pada semester I-2017 tercatat Rp 245 miliar atau mengalami penurunan sebesar 7,6% dibandingkan periode yang sama dengan tahun lalu sebesar Rp 265 miliar.

Venencia mengatakan, penurunan sektor minuman energi seperti Kuku Bima Ener-G yang cukup tajam yaitu mencapai 27% berkontribusi besar dalam penurunan kinerja perseroan secara keseluruhan.

Walaupun sektor herbal dan suplemen seperti produk Tolak Angin naik sekitar 5,9%, namun rupanya hal tersebut belum mampu menyelamatkan penjualan. Begitu juga dengan sektor farmasi yang naik 15%.

Penurunan yang dialami oleh Sido Muncul sepanjang semester I, memaksa produsen produk herbal dan minuman energi ini mengatur strategi demi menggenjot penjualan. Salah satunya adalah dengan upaya menggenjot iklan yang lebih gencar. "Terutama untuk produk unggulan di segmen herbal, seperti Tolak Angin, Tolak Linu, dan kapsul Kulit Manggis," kata Irwan Hidayat, Direktur Pemasaran Sido Muncul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini