JAKARTA. PT PP Properti Tbk akhirnya resmi melantai di melantai di bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Selasa (19/5). Dengan kode emiten PPRO, anak usaha emiten pelat merah ini melepas 4,91 miliar lembar saham ke publik. Kendati dilepas diharga target bawah yakni Rp 185 per lembar, managemen PPRO mengaku aksi korporasi ini mendapat respon yang baik dari inverstor. "Terbukti tidak ada investor yang memiliki saham lebih dari 5%," kata Direktur Keuangan PPRO, Indaryanto di usai pencatatan saham perdana PPRO di BEI, Jakarta, Selasa (19/5). Indaryanto mengatakan, saham yang dilepas perseroan terdisitribusi dengan baik sehingga ke depan prospek saham emiten properti diharapkan akan memiliki prospek yang baik. Selama masa penawaran yang dilakukan mulai 11 -13 Mei 2015, saham yang ditawarkan PPRO mengalami kelebihan permintaan atau oversubcribe sebanyak 18 kali. Menurut Indar, ini merupakan salah satu bentuk kepercayaan investor institusi domestik dan internasional serta ritel terhadap kondisi perseroan dan prospeknya di masa mendatang. Dari aksi pelepasan saham perdana atau initial public offering (IPO) PPRO meraup dana Rp 908,7 miliar. Setelah dikurangi sejumlah biaya, sebanyak 75% dana hasil IPO akan digunakan untuk mendukung ekspansi. Adapun 15% dana IPO akan digunakan untuk modal kerja PP Properti dalam pengembangan proyek yang berjalan. Sebanyak 10% dana IPO akan dipakai untuk melunasi sebagian pinjaman modal kerja dan pembangunan Park Hotel Jakarta dan Bandung senilai Rp 249 miliar. Utang tersebut berbunga 11% per tahun dengan tempo tiga tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tak ada investor PPRO dengan saham lebih dari 5%
JAKARTA. PT PP Properti Tbk akhirnya resmi melantai di melantai di bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Selasa (19/5). Dengan kode emiten PPRO, anak usaha emiten pelat merah ini melepas 4,91 miliar lembar saham ke publik. Kendati dilepas diharga target bawah yakni Rp 185 per lembar, managemen PPRO mengaku aksi korporasi ini mendapat respon yang baik dari inverstor. "Terbukti tidak ada investor yang memiliki saham lebih dari 5%," kata Direktur Keuangan PPRO, Indaryanto di usai pencatatan saham perdana PPRO di BEI, Jakarta, Selasa (19/5). Indaryanto mengatakan, saham yang dilepas perseroan terdisitribusi dengan baik sehingga ke depan prospek saham emiten properti diharapkan akan memiliki prospek yang baik. Selama masa penawaran yang dilakukan mulai 11 -13 Mei 2015, saham yang ditawarkan PPRO mengalami kelebihan permintaan atau oversubcribe sebanyak 18 kali. Menurut Indar, ini merupakan salah satu bentuk kepercayaan investor institusi domestik dan internasional serta ritel terhadap kondisi perseroan dan prospeknya di masa mendatang. Dari aksi pelepasan saham perdana atau initial public offering (IPO) PPRO meraup dana Rp 908,7 miliar. Setelah dikurangi sejumlah biaya, sebanyak 75% dana hasil IPO akan digunakan untuk mendukung ekspansi. Adapun 15% dana IPO akan digunakan untuk modal kerja PP Properti dalam pengembangan proyek yang berjalan. Sebanyak 10% dana IPO akan dipakai untuk melunasi sebagian pinjaman modal kerja dan pembangunan Park Hotel Jakarta dan Bandung senilai Rp 249 miliar. Utang tersebut berbunga 11% per tahun dengan tempo tiga tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News