Tak Ada PHK, Asal Pemerintah Jamin Utang Pengusaha



JAKARTA. Asosiasi Industri Mebel Indonesia (Asmindo) berjanji tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh pengusaha yang tergabung dalam asosiasi tersebut. Asalkan, pemerintah bisa menjamin pengusaha yang terimbas krisis finansial global mendapat penjadwalan pelunasan utang apabila tahun depan bank menyatakan perusahaannya mengalami kredit macet.

Pengusaha terpaksa meminta jaminan pemerintah agar upaya mereka mencari negara baru selain Amerika Serikat, sebagai tujuan ekspor (diversifikasi pasar) produk mebel Indonesia tidak terganggu. Padahal, selama ini sekitar 30% produk mebel Indonesia mengalir ke Amerika Serikat. Cuma, setelah krisis finansial menerpa, Amerika Serikat mulai membatasi produk impor. Walhasil, ekspor produk mebel Indonesia ke negeri Paman Sam itu melorot.

Asmindo memperkirakan gelombang penundaan permintaan produk mebel Indonesia ke Amerika Serikat bakal melonjak sepanjang 2009. "Lantaran ada penundaan order itu cash flow pengusaha bakal terhambat, akhirnya muncul masalah antara pegusaha dengan bank," ujar ketua umum Asmindo, Ambar Tjahyono seusai bertemu Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla, Rabu (3/12).


Makanya, lanjut Ambar, selama masa pencarian negara baru tujuan ekspor, para pengusaha yang tergabung dalam Asmindo meminta tidak ada akuisisi dari pihak bank lantaran masalah kredit macet. Pengusaha memperkirakan masa penjajakan pasar itu berlangsung selama 8 bulan sampai 1 tahun. "Kami ingin perusahaan yang kena kredit macet bisa diselamatkan selama diversifikasi market, kalau ada akuisisi dari bank, maka akan ada PHK," imbuhnya

Ambar menjelaskan, mulai tahun depan pengusaha mebel yang tergabung dalam Asmindo mulai menjajaki negara baru sebagai tujuan eskpor. Masa penjajakan pasar itu diperkirakan berlangsung selama 8 bulan sampai 1 tahun. Targetnya adalah, Rusia dan negara-negara Eropa Timur, negara-negara Amerika Latin, dan Timur Tengah. "Langkah ini untuk menyelamatkan cash flow perusahaan sekaligus mencegah PHK," kata Ambar.

Yang jelas, Asmindo memperkirakan potensi kerugian terhadap ekspor produk mebel Indonesia ke Amerika Serikat lantaran penundaan order sepanjang tahun 2009 bisa mencapai US$ 150 juta sampai Rp 250 juta. Sedangkan, sampai dengan akhir tahun 2008 Asmindo memperkirakan nilai ekspor produlk mebel Indonesia bisa mencapai US$ 2,6 miliar.

Selain meminta jaminan pemerintah untuk menyelematkan industri mebel yang bakal mengalami kredit macet, Asmindo juga meminta pemerintah mendukung penggunaan produk-produk mebel dalam negeri. Langkah itu penting untuk mendongkrak pasar produk mebel di dalam negeri sekaligus membatasi impor bahan baku produk mebel, "Pakailah produk mebel dalam negeri sehingga membantu pengusaha mengantispasi penundaan order," pinta Ambar

Sementara itu, Wapres Jusuf Kalla mengaku terkejut dengan laporan Asmindo tersebut. Wapres berjanji untuk mempelajari masukan Asmindo. "Pemerintah akan pelajari permintaan Asmindo," ujar Kalla seperti dikutip dari Ambar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Didi Rhoseno Ardi