Tak ada stimulus baru, yen tertekan



JAKARTA. Yen Jepang melemah terhadap beberapa mata uang utama dunia. Pernyataan Menteri Ekonomi Jepang, Akira Amari terkait kebijakan stimulus moneter agresif dari Bank of Japan (BoJ) menjadi salah satu penyebabnya.

Pasangan EUR/JPY, Selasa (21/5) pukul 16.50 WIB, menguat 0,29% menjadi 132,14 dibanding sehari sebelumnya. Pairing AUD/JPY menguat 0,10% menjadi 100,41 dan pasangan USD/JPY menguat 0,42% menjadi 102,70%.

Pada awal pekan ini, yen sempat menguat saat Amari mengeluarkan pernyataan mengenai efek negatif dari pelemahan yen yang terlalu ekstrem. Namun, kemarin, Amari tidak memberikan komentar tentang sejauh mana yen Jepang akan dibiarkan melemah. Ini membuat yen kembali terkoreksi.


Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures mengatakan, pelemahan yen saat ini lebih karena faktor fundamental dari akibat kebijakan politis di Jepang. Walaupun dilihat secara tren, posisi yen Jepang memang masih melemah.

Pasar akan fokus pada hasil pertemuan Bank of Japan (BoJ) pada hari ini. Spekulasi yang beredar, BoJ tidak akan menambah stimulus baru. Jika spekulasi ini terbukti benar, maka pergerakan yen Jepang akan semakin tertekan.  Selain itu, KTT Uni Eropa, hari ini, yang akan membahas tentang sistem perbankan Eropa, juga tidak luput dari perhatian pasar.

Tonny Mariano, analis Harvest International Futures mengatakan, untuk pasangan AUD/JPY, aksi profit taking mewarnai pergerakan pairing valas ini setelah pekan lalu dollar Australia cenderung melemah terhadap beberapa mata uang utama dunia. “Potensi penguatan dollar aussie masih terbuka, namun terbatas,” kata Tonny.

Nanang Wahyudin, analis SoeGee Futures menambahkan, pasar melihat tidak ada penambahan stimulus moneter dari Jepang, serta diteruskannya kebijakan stimulus AS. "Ini akan menegaskan tren penguatan dollar AS,” kata Nanang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini