Tak ada stimulus, bursa Asia memerah



TOKYO. Bursa Asia mundur teratur dari posisi tertingginya dalam delapan bulan terakhir, Jumat (22/7). Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.20 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2%. Dengan demikian, sepanjang pekan ini, bursa Asia hanya naik 0,8%.

Sementara itu, data CNBC menunjukkan, indeks ASX 200 Australia turun 0,11%, di mana sektor energi melorot 0,61% pada awal transaksi. Sementara, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,16%.

Indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang juga turun 0,93%. Saham-saham Jepang tertekan akibat penguatan yen. Sekadar informasi, pagi ini, nilai tukar yen berada di level 105,79 per dollar AS. Malam kemarin, yen sempat berada di level 107,15 per dollar AS.  


Penurunan bursa Asia terjadi setelah prospek mengenai stimulus Jepang mulai mereda. Dalam wawancaranya dengan BBC yang disiarkan Kamis, Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda mengesampingkan kemungkinan diluncurkannya program "helicopter money" atau program pembiayaan fiskal dalam menghadapi deflasi di Jepang.

Padahal, sebelumnya, banyak pelaku pasar berharap Jepang akan menggelontorkan stimulus untuk menggairahkan kembali perekonomian. Hanya saja, tanggal pasti kapan wawancara tersebut dilakukan belum jelas.

Sentimen lain yang juga mempengaruhi bursa Asia adalah penurunan harga minyak pada penutupan Kamis kemarin. Sekadar informasi, harga minyak WTI turun US$ 1 atau 2,2% menjadi US$ 44,75 per barel. Sedangkan harga minyak Brent ditutup dengan penurunan 97 sen atau 2,1% menjadi US$ 46,20 sebarel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie