Tak akuisisi tambang, Indo Tambangraya (ITMG) fokus efisiensi tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG, anggota indeks Kompas100) tidak akan mengakuisisi tambang batubara pada sisa tahun ini. Sebab, ITMG lebih memfokuskan diri pada efisiensi.

Hal ini tidak lepas dari harga komoditas batubara yang dianggap masih fluktuatif. “Menyikapi harga komoditas ini yang masih terus berfluktuasi maka efisiensi di dalam pengelolaan anggaran secara efektif akan menjadi salah satu strategi ITMG,” ujar Yulius Gozali, Direktur Hubungan Investor Indo Tambangraya Megah kepada Kontan.co.id, Selasa (26/11).

Selain fokus pada efisiensi, Yulius mengatakan, ITMG juga berfokus pada pengembangan dua tambang eksisting yakni Tepian Indah Sukses (TIS) dan Nusa Persada Resources (NPR).


Baca Juga: Performa Banyak Perusahaan Tidak Sesuai Target, Ini Kinerja Emiten Indeks Kompas100 premium

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan bagi ITMG untuk mengakuisisi aset tambang ke depan. Hal ini sejalan dengan strategi ITMG yakni pertumbuhan anorganik untuk meningkatkan sumberdaya dan jumlah cadangan layak tambang.

“Oleh sebab itu kami terus menjajaki peluang untuk melakukan akuisisi tambang-tambang baru yang tentunya tetap sejalan dengan strategi korporasi,” tambah Yulius.

Di samping mempertimbangkan besarnya sumberdaya dan cadangan yang dinilai memadai, kualitas batubara dengan kalori menengah-tinggi menjadi kriteria prioritas ITMG dalam mengakusisi tambang.

Selain itu, lokasi tambang yang cukup strategis juga menjadi pertimbangan untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur tambang yang sudah ada.

Untuk diketahui, ITMG menjadi salah satu emiten batubara yang mengalami penurunan kinerja pada kuartal III 2019.

Baca Juga: Hingga akhir tahun, Bukit Asam (PTBA) yakin capai produksi batubara 28,5 juta ton

Melansir laporan keuangan pada kuartal III 2019, pendapatan ITMG turun 7,8% menjadi US$ 1,3 miliar. Alhasil, laba ITMG ikut tergerus 49,23% menjadi US$ 101,22 juta.

Yulius mengatakan, harga batubara dunia akan bergantung pada posisi pasokan dan permintaan global. Pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat saat ini sebagai akibat perang dagang akan mempengaruhi pertumbuhan permintaan batubara.

Sementara itu, kebijakan impor batubara oleh Pemerintah China juga merupakan faktor penentu harga batubara global.

“Mengingat negara ini adalah produsen sekaligus konsumen batubara terbesar di dunia,” imbuhnya.

Kontan.co.id mencatat, tahun ini ITMG menganggarkan belanja modal/capital expenditure (capex) sebesar US$ 121,9 juta. Per 30 September 2019, belanja modal yang telah terserap sebanyak US$ 32,5 juta dan digunakan untuk perluasan pelabuhan, peralatan, dan perlengkapan mesin.

Baca Juga: Menteri ESDM: Sujatmiko jabat Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat