JAKARTA. PT Rig Tenders Indonesia Tbk (RIGS) berniat meremajakan armada kapal miliknya. Tahun ini, perusahaan penyedia jasa pengangkutan minyak ini berniat menjual lima kapal lawas dan mengganti dengan dua kapal baru.

Perusahaan ini minimal harus menyediakan US$ 30 juta untuk pembelian dua kapal tersebut. "Dari kebutuhan tersebut, 40% berasal dari kas internal," ujar Mukhnizam Bin Mahmud, Direktur Rigs Tender Indonesia, kemarin (18/6). Dengan kata lain, RIGS bakal merogoh dana dari kas internal hingga US$ 12 juta.

Tapi, dengan skenario tersebut, mereka masih kekurangan dana pembelian kapal sekitar US$ 18 juta. Menurut Mukhnizam, RIGS akan menutupnya dari pinjaman perbankan. Namun, dia tidak menyebutkan nama bank yang telah bersedia mengucurkan pendanaan bagi RIGS.

Sekadar catatan, hingga akhir tahun 2008, kantong kas Rig Tenders berisi duit senilai US$ 11,88 juta. Angka ini meningkat sekitar 24,14% dari nilai kas tahun 2007 yang hanya US$ 9,57 juta.

Lantaran berencana meremajakan armada kapal itu, RIGS akhirnya tidak akan membagikan dividen dari laba bersih 2008. Tahun lalu, RIGS meraih laba bersih US$ 2,11 juta atau turun 29,74% dari tahun sebelumnya. Perusahaan ini menyatakan akan memakai sebagian laba bersih 2008 untuk menombok kas internal guna membeli kapal tadi.

Hingga akhir tahun 2008, RIGS memiliki 58 armada kapal. Ini adalah jumlah setelah mereka menjual lima kapal lawas di sepanjang 2008.

Usia kapal RIGS tergolong lumayan tua. Apabila dirata-rata, per akhir 2008 lalu, rata-rata armada RIGS berumur 17,5 tahun. Karena itu, wajar kalau RIGS mulai meremajakan armadanya.

Selain rencana peremajaan tahun ini, RIGS sebenarnya telah membeli tiga unit kapal menjelang akhir tahun 2008. Tapi, kapal itu baru datang pada 15 Juni mendatang.

Manajemen RIGS optimistis kinerja tahun ini bakal membaik. Terlebih jika asas penggunaan kapal Indonesia di dalam negeri (cabotage) mulai berlaku pada 2010. RIGS juga berharap maraknya pembangunan pembangkit listrik akan menambah kontrak pengiriman batubara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan