JAKARTA. Penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) ekonomi turun. Hal ini disebabkan oleh banyaknya penumpang yang beralih ke KRL ekonomi AC, sekaligus armada yang dimiliki PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) tidak bisa beroperasi secara maksimal.Seperti diketahui, selama Januari-Juni 2010 jumlah penumpang KRL Jabotabek Ekonomi sebanyak 35.950.797 atau turun 22,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 46.300.873. Sementara itu, sepanjang 2010 ini target yang terpasang adalah 98.367.586.Sulistyo Wimbo Hardjito, Direktur Komersial PT Kereta Api (Persero) atau PTKA menjelaskan, saat ini ada 40 KRL yang diimpor KCJ sejak April-Juni lalu. Namun baru 30 KRL yang digunakan."Itu pun untuk menggantikan KRL yang lama. Kalau seluruhnya dimanfaatkan, akan terjadi kekurangan pasokan listrik karena pemerintah belum menambah substation (trafo)-nya," kata Wimbo, Kamis (15/7).Menurut Wimbo, PTKA selaku induk KCJ hanya bisa menunggu pemerintah menambah aliran listrik untuk operasi KRL ke depan. "Setahu saya Pemerintah memang tengah menyiapkan anggaran untuk tambahan daya listrik aliran atas (LAA) dan substation," pungkasnya.Saat ini KCJ mengoperasikan 386 KRL dan melayani setidaknya 105 relasi di seluruh Jabodetabek dengan beragam tarif sesuai dengan tujuannya.Sebelumnya, Direktur Keselamatan dan Teknik Sarana Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko menjelaskan bahwa instansinya akan memanfaatkan sebagian dari € 32 Juta pinjaman lunak KfW Banking Group Germany untuk menambah dan memperbaiki substation (trafo) di lintas KRL Jakarta-Bogor."Siemens yang ditetapkan sebagai pemenang pengadaan 2 unit substation di stasiun Bojong Gede dan Pasar Senen masing-masing 5.000 KVA. Serta rehabilitasi 3 substation di stasiun Kedung Badak, Cilebut, Citayam. Mereka juga yang menyediakan trolley wire (kabel listrik) dan suku cadangnya dengan nilai total € 7,9 juta," ujar Hermanto.Kontrak kerjasama sudah diteken Januari 2010 kemarin, dan diharapkan paling cepat peralatan itu datang di akhir tahun ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tak Beroperasi Maksimal, Penumpang KRL Ekonomi Turun
JAKARTA. Penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) ekonomi turun. Hal ini disebabkan oleh banyaknya penumpang yang beralih ke KRL ekonomi AC, sekaligus armada yang dimiliki PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) tidak bisa beroperasi secara maksimal.Seperti diketahui, selama Januari-Juni 2010 jumlah penumpang KRL Jabotabek Ekonomi sebanyak 35.950.797 atau turun 22,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 46.300.873. Sementara itu, sepanjang 2010 ini target yang terpasang adalah 98.367.586.Sulistyo Wimbo Hardjito, Direktur Komersial PT Kereta Api (Persero) atau PTKA menjelaskan, saat ini ada 40 KRL yang diimpor KCJ sejak April-Juni lalu. Namun baru 30 KRL yang digunakan."Itu pun untuk menggantikan KRL yang lama. Kalau seluruhnya dimanfaatkan, akan terjadi kekurangan pasokan listrik karena pemerintah belum menambah substation (trafo)-nya," kata Wimbo, Kamis (15/7).Menurut Wimbo, PTKA selaku induk KCJ hanya bisa menunggu pemerintah menambah aliran listrik untuk operasi KRL ke depan. "Setahu saya Pemerintah memang tengah menyiapkan anggaran untuk tambahan daya listrik aliran atas (LAA) dan substation," pungkasnya.Saat ini KCJ mengoperasikan 386 KRL dan melayani setidaknya 105 relasi di seluruh Jabodetabek dengan beragam tarif sesuai dengan tujuannya.Sebelumnya, Direktur Keselamatan dan Teknik Sarana Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko menjelaskan bahwa instansinya akan memanfaatkan sebagian dari € 32 Juta pinjaman lunak KfW Banking Group Germany untuk menambah dan memperbaiki substation (trafo) di lintas KRL Jakarta-Bogor."Siemens yang ditetapkan sebagai pemenang pengadaan 2 unit substation di stasiun Bojong Gede dan Pasar Senen masing-masing 5.000 KVA. Serta rehabilitasi 3 substation di stasiun Kedung Badak, Cilebut, Citayam. Mereka juga yang menyediakan trolley wire (kabel listrik) dan suku cadangnya dengan nilai total € 7,9 juta," ujar Hermanto.Kontrak kerjasama sudah diteken Januari 2010 kemarin, dan diharapkan paling cepat peralatan itu datang di akhir tahun ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News