JAKARTA. Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Hendar mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan rupiah belakangan ini melemah. Pertama yaitu berasal dari sektor eksternal di mana neraca pembayaran kita yang mengalami defisit. "Suplay yang ada lebih kecil dari demand sehingga membuat rupiah melemah," kata Hendar kepada KONTAN, Kamis (17/1). Menurutnya, demand yang tinggi itu terutama disebabkan oleh kebutuhan korporasi akan impor, seperti produk-produk konsumer goods. Selain itu, pelemahan rupiah juga didorong oleh pemerintah. Dimana pemerintah banyak membuuhkan dolar untuk kebutuhan impor energi. "Dan itu nilainya besar sekali," ungkap Hendar tanpa merinci besaran kebutuhan impor energi tersebut. Yang jelas kata dia, kedua faktor itulah itu yang membuat current account kita mengalami defisit. Meski rupiah terus mengalami pelemahan, menurut Hendar, BI belum akan mengeluarkan intrumen moneter baru untuk meredam pelemahan rupiah. "Soal intrumen moneter baru sepertinya belum. Yang akan kami coba lakukan yaitu dari sisi mekanisme penanganan pasar, bagaimana supaya menjadi lebih efektif. Tapi untuk lebih jelasnya nanti Gubernur BI yang akan menyampaikan," katanya.
Tak bikin instrumen baru, tapi perbaiki mekanisme
JAKARTA. Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Hendar mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan rupiah belakangan ini melemah. Pertama yaitu berasal dari sektor eksternal di mana neraca pembayaran kita yang mengalami defisit. "Suplay yang ada lebih kecil dari demand sehingga membuat rupiah melemah," kata Hendar kepada KONTAN, Kamis (17/1). Menurutnya, demand yang tinggi itu terutama disebabkan oleh kebutuhan korporasi akan impor, seperti produk-produk konsumer goods. Selain itu, pelemahan rupiah juga didorong oleh pemerintah. Dimana pemerintah banyak membuuhkan dolar untuk kebutuhan impor energi. "Dan itu nilainya besar sekali," ungkap Hendar tanpa merinci besaran kebutuhan impor energi tersebut. Yang jelas kata dia, kedua faktor itulah itu yang membuat current account kita mengalami defisit. Meski rupiah terus mengalami pelemahan, menurut Hendar, BI belum akan mengeluarkan intrumen moneter baru untuk meredam pelemahan rupiah. "Soal intrumen moneter baru sepertinya belum. Yang akan kami coba lakukan yaitu dari sisi mekanisme penanganan pasar, bagaimana supaya menjadi lebih efektif. Tapi untuk lebih jelasnya nanti Gubernur BI yang akan menyampaikan," katanya.