Tak bisa jaga Rupiah, pejabat BI diminta mundur



JAKARTA. Ekonom IPB dan Megawati Institute Imam Sugema menilai Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo tidak mampu menjalankan tugasnya dan membiarkan laju rupiah melemah terhadap dolar AS.

"Sekarang itu harusnya rupiah bisa Rp 11.500 per dolar AS. Dan saya jamin kalau strateginya benar, dalam waktu kurang dari dua minggu bisa terjadi (rupiah dilevel tersebut). Kalau enggak bisa, suruh pejabat BI mengundurkan diri," ujar Imam di Jakarta, Sabtu (4/4).

Dasar Imam melihat rupiah bisa menguat, karena arus dana asing (capital inflow) jangka pendek dan jangka panjang yang masuk ke Indonesia sangat besar sejak awal tahun ini. Seharusnya, kondisi tersebut, kata Imam, dapat dimanfaatkan oleh Bank Indonesia untuk menguatkan rupiah.


"BI pokoknya jangan ngerecokin (ganggu) pasar, secara fundamental itu harusnya rupiah menguat, capital inflow kita juga sedang banyak kan," tuturnya.

Imam pun mengatakan, derasnya capital inflow ke dalam negeri juga terlihat dari cadangan devisa RI yang mengalami peningkatan sebesar US$ 5 miliar. Tercatat, cadangan devisa akhir Februari 2015 mengalami kenaikan menjadi US$ 115,52 miliar.

Sementara itu, mengenai kebijakan pemerintah tentang penerapan pembebasan visa untuk beberapa negara dan penerapatan Letter of Credit (L/C) untuk produk Sumber Daya Alam (SDA). Dia pun menilai, kebijakan tersebut tidak ada manfaatnya dalam menguatkan rupiah.

"Engak ada pengaruhnya itu. Suruh pejabat BI mengundurkan diri saja," ucapnya.

Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia saat ini, berada pada level Rp 13.000 dari posisi sebelumnya Rp 13.043 per dolar AS. (Seno Tri Sulistiyono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan