JAKARTA. PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) tak berhenti menghadapi masalah. Selain terlilit utang ke PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Pengelola Aset, dan BP Migas sebesar US$ 1 miliar, anak perusahaan PT Tuban Petrochemical Industries ini juga merugi US$ 150 ribu per hari. Ini gara-gara produksi LPG (liquified petroleum gas) sebesar 300 ton per hari tidak terserap pasar. TPPI tak bisa mengekspor LPG yang diproduksi lantaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum memberikan izin perpanjangan ekspor TPPI. "Sejak dua bulan terakhir ini belum dikasih izin ekspor lagi,"ujar Direktur Utama PT Tuban Petrochemical Industries Amir Sembodo kepada KONTAN, Senin (3/10). Selama ini, TPPI mengekspor gasnya dengan izin sementara yang bisa diperpanjang tersebut. Di saaat yang sama, PT Pertamina (Persero) juga belum bersedia membeli LPG TPPI. Menurut Amir, ini bukan perkara harga tapi kebutuhan. Pertamina tidak membeli karena pasokan LPG Pertamina sebesar 2,5 juta ton per hari sudah tercukupi. ""Pertamina juga terikat kontrak impor. Kalau soal harga saya pikir bisa dirundingkan," ujarnya.
Tak bisa menjual ke Pertamina maupun ekspor, TPPI membakar kembali LPG-nya
JAKARTA. PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) tak berhenti menghadapi masalah. Selain terlilit utang ke PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Pengelola Aset, dan BP Migas sebesar US$ 1 miliar, anak perusahaan PT Tuban Petrochemical Industries ini juga merugi US$ 150 ribu per hari. Ini gara-gara produksi LPG (liquified petroleum gas) sebesar 300 ton per hari tidak terserap pasar. TPPI tak bisa mengekspor LPG yang diproduksi lantaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum memberikan izin perpanjangan ekspor TPPI. "Sejak dua bulan terakhir ini belum dikasih izin ekspor lagi,"ujar Direktur Utama PT Tuban Petrochemical Industries Amir Sembodo kepada KONTAN, Senin (3/10). Selama ini, TPPI mengekspor gasnya dengan izin sementara yang bisa diperpanjang tersebut. Di saaat yang sama, PT Pertamina (Persero) juga belum bersedia membeli LPG TPPI. Menurut Amir, ini bukan perkara harga tapi kebutuhan. Pertamina tidak membeli karena pasokan LPG Pertamina sebesar 2,5 juta ton per hari sudah tercukupi. ""Pertamina juga terikat kontrak impor. Kalau soal harga saya pikir bisa dirundingkan," ujarnya.