KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, total nilai transaksi
e-commerce di sepanjang tahun 2022 tak mencapai perkiraan BI yang sebesar Rp 489 triliun. Deputi Gubernur Doni P. Joewono mengungkapkan, total nilai transaksi
e-commerce sepanjang tahun 2022 sebesar Rp 476,3 triliun. Doni mengaku ada beberapa hal yang menyebabkan perkiraan BI meleset terkait transaksi
e-commerce. Salah satunya, adalah pelonggaran mobilitas masyarakat yang mendorong masyarakat berbelanja secara
offline. Baca Juga: Bisnis Buy Now Pay Later Terus Meningkat Pesat "Pada saat mobilitas rendah, memang masyarakat belanja di
e-commerce. Jadi, saat mobilitas mulai meningkat, maka transaksi
offline pun meningkat," tutur Doni saat menjawab pertanyaan Kontan.co.id, Kamis (19/1). Selain itu, Doni menyebut saat ini mulai menjamur pesaing
e-commerce, yaitu
social commerce. Dalam artian, penjualan yang dilakukan di media sosial, seperti Whatsapp, Facebook, maupun Instagram. BI mengendus kemungkinan
social commerce memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan
e-commerce. Ini yang kemudian membuat masyarakat beralih berbelanja di
social commerce. "Namun, ini sedang kami pelajari apakah memang benar biaya di
social commerce jauh lebih murah," tambah Doni.
Baca Juga: Kilas Balik Tren Belanja Masyarakat di Tokopedia Sepanjang 2022 Doni juga melihat kemungkinan biaya transaksi di
e-commerce makin mahal sehingga membuat masyarakat berpaling. Namun, ia tak menjelaskan lebih lanjut mengenai ini. Meski pada tahun 2022 perkiraan transaksi
e-commerce meleset, nilai ini meningkat 18,77% bila dibandingkan dengan total nilai transaksi
e-commerce di tahun 2021 yang sebesar Rp 401 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi