KONTAN.CO.ID - Ungkapan Presiden Joko Widodo yang mengajak masyarakat untuk membenci produk asing cukup mengagetkan dan mencuri perhatian kita semua. Kita semua seolah-olah baru menyadari bahwa aneka kebutuhan yang ada di pasar digital dengan harga yang terjangkau mayoritas diisi oleh produsen luar negeri, terutama China. Sungguh sulit untuk melaksanakan imbauan Pak Presiden karena semua lini produk yang ada di pasar dalam negeri berbau impor alias diproduksi asing. Suka atau tidak suka, kita sudah tergantung dengan produk impor, mulai dari hal yang sepele, baik kebutuhan pokok atau primer, hingga kebutuhan tersier semua bisa dipasok dari luar negeri dengan murah dan meriah. Tempe yang diklaim sebagai produk asli dalam negeri, kini harus pakai kedelai impor, dan banyak lagi. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pun langsung pasang badan, bahwa maksud pernyataan Presiden adalah kepada produk-produk impor yang berlaku "curang" yakni yang dengan sengaja melakukan predatory pricing alias jual rugi agar bisa mematikan usaha sejenis yang selama ini menjadi pesaing.
Tak Cukup Benci Asing
KONTAN.CO.ID - Ungkapan Presiden Joko Widodo yang mengajak masyarakat untuk membenci produk asing cukup mengagetkan dan mencuri perhatian kita semua. Kita semua seolah-olah baru menyadari bahwa aneka kebutuhan yang ada di pasar digital dengan harga yang terjangkau mayoritas diisi oleh produsen luar negeri, terutama China. Sungguh sulit untuk melaksanakan imbauan Pak Presiden karena semua lini produk yang ada di pasar dalam negeri berbau impor alias diproduksi asing. Suka atau tidak suka, kita sudah tergantung dengan produk impor, mulai dari hal yang sepele, baik kebutuhan pokok atau primer, hingga kebutuhan tersier semua bisa dipasok dari luar negeri dengan murah dan meriah. Tempe yang diklaim sebagai produk asli dalam negeri, kini harus pakai kedelai impor, dan banyak lagi. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pun langsung pasang badan, bahwa maksud pernyataan Presiden adalah kepada produk-produk impor yang berlaku "curang" yakni yang dengan sengaja melakukan predatory pricing alias jual rugi agar bisa mematikan usaha sejenis yang selama ini menjadi pesaing.