Tak cuma bikin gemuk, makan tengah malam pun memicu masalah jantung



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Begadang dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Hal ini salah satunya disebabkan karena besarnya dorongan untuk makan atau ngemil saat tengah malam. Tapi masalahnya bukan hanya sebatas itu.

Makan tengah malam ternyata membawa dampak buruk bagi kesehatan jantung. Hal ini diungkapkan ahli bedah jantung A. Marc Gillinov, MD, yang menyebut sekali pun makanan yang dikonsumsi tengah malam adalah makanan sehat, tetap tidak baik bagi kesehatan.

"Hal pertama yang harus diperhatikan tentang makan tengah malam adalah waktunya," kata Gillinov. Dia menyebut, tubuh memiliki ritme sirkadian yakni jam biologis yang mengatur kerja tubuh.


Pada tengah malam, ritme sirkadian mengatur tubuh untuk tidur. Bila yang dilakukan adalah hal lain seperti makan, maka dapat membawa masalah. Ketika makan dilakukan saat jam normal, artinya memang waktu tubuh harusnya terbangun, maka proses metabolisme makanan menjadi lebih cepat.

Baca Juga: Semalaman begadang, ini 5 tips biar tetap segar dan produktif di pagi hari

Lemak, lipid, dan kolesterol dalam darah akan diserap oleh hati, otot, serta jaringan lain. Sedangkan bila makan dilakukan di saat tubuh seharusnya tidur, maka lemak bertahan lebih lama di dalam darah. "Kondisi ini tidak baik untuk jantung, ginjal, dan organ yang lain," ungkap Gillinov.

Kadar lemak dalam darah dapat menyebabkan kolesterol tinggi. Pada gilirannya, hal itu dapat menyumbat pembuluh darah dan membahayakan jantung.

Di sisi lain, saat lapar tengah malam, dorongan untuk makan makanan asin, manis, dan berkalori tinggi menjadi lebih besar. Jadi, apabila merasa lapar tengah malam, Gillinov menyarankan untuk memaksakan diri agar tidur. Sebab lebih baik tidur dalam kondisi menahan lapar daripada mengonsumsi sesuatu demi mengenyangkan perut yang berdampak buruk bagi kesehatan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tak Cuma Bikin Gemuk, Makan Tengah Malam Pun Picu Masalah Jantung. Penulis: Maria Adeline Tiara Putri Editor: Glori K. Wadrianto

Baca Juga: Masih alami gejala pasca sembuh dari corona, ini rehabilitasi yang disarankan dokter

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati