Tak Cuma di Global, Modal Ventura di Indonesia Juga Catat Penurunan Investasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Riset S&P Global Market Intelligence menyebut pendanaan perusahaan modal ventura global ke perusahaan rintisan atau stratup financial technology (fintech), turun sebesar 49% secara tahunan (yoy) menjadi US$ 23 miliar di semester I 2023.

Penurunan tersebut disebabkan oleh ekonomi dunia yang lesu, namun pendanaan modal ventura terhadap industri fintech paling parah dirasakan di dataran Eropa, Timur Tengah dan Afrika dengan penurunan hingga 75% YoY menjadi US$ 4,28 miliar.

Sementara itu, di Asia Pasifik hanya mengalami penurunan sebesar 19% dengan aktivitas pendanaan mencapai US$ 5,68 miliar.


Perusahaan modal ventura global saat ini lebih mengarahkan pendanaan pada startup fintech yang mengembangkan teknologi Artificial Intelligence (AI). Hingga semester I 2023, lebih dari 60 putaran pendanaan dengan total US$ 1 miliar lebih ke perusahaan AI.

Baca Juga: Ini Harapan Amvensindo Terhadap Dewan Komisioner OJK Terpilih

Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputra mengatakan, angka investasi perusahaan modal ventura di Indonesia menurun hingga 74% YoY pada semester I 2023 menjadi US$ 707 juta, dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar US$ 2,6 miliar.

“Untuk sektor, sejauh ini di 2023 masih didominasi oleh fintech, SaaS (Software as a Service) dan Edutech,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (14/7).

Eddi mengungkapkan, aset dan penyertaan perusahaan modal ventura meningkat. Sementara itu, kata dia, jumlah perusahaan modal ventura berlisensi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menurun.

Berdasarkan data OJK per Mei 2023, penyertaan saham perusahaan modal ventura meningkat 5,32% yoy menjadi Rp 6,73 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6,39 triliun.

Kemudian, total aset perusahaan modal ventura juga tumbuh sebesar 18,32% YoY menjadi Rp 27,64 triliun per Mei 2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 23,36 triliun.

Selain itu, Penyertaan Melalui Pembelian Obilgasi Konversi di Mei 2023 sebesar Rp 753 miliar, tumbuh 7,87% YoY dibandingkan Mei 2022 sebesar Rp 698 miliar.

Pembiayaan usaha produktif perusahaan modal ventura terpantau naik tipis sebesar 2,82% YoY menjadi Rp 10,91 triliun di Mei 2023, dibandingkan Mei 2022 yang sebesar Rp 10,61 triliun.

Dengan begitu, outstanding penyertaan bersih perusahaan modal ventura di Mei 2023 tumbuh sebesar 3,89% YoY menjadi Rp 18,40 triliun, dibandingkang periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 17,71 triliun.

Baca Juga: Makin Ditinggalkan, Pendanaan Fintech Global Turun Hampir 50% di Semester 1-2023

Sementara itu, CEO MDI Ventures Donald Wihardja menyatakan bahwa memang investasi perusahaan modal ventura turun sampai dengan 70% pada semester I-2023. Akan tetapi, lanjut dia, mulai kuartal III ini mulai mengalami kenaikan.

“Karena sudah mulai ada kejelasan dan kesepakatan antara harga yang investor mau bayar dan harga yang diminta startup, karena startup sudah realize mereka nggak bisa minta harga semahal 2021,” tandasnya.

Donald menambahkan bahwa saat ini perusahaan modal vetura masih fokus untuk berinvestasi pada sektor fintech, health tech, edutech dan enterprise solution.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi