KONTAN.CO.ID - JAKARTA Dua tahun terakhir ini perusahaan besar di Indonesia, seperti PT Astra International Tbk, Bank Central Asia (BCA), PT Telkom Indonesia Tbk, Bank Rakyat Indonesia (BRI berinvestasi di perusahaan digital atau start up. Mereka siap mengucurkan dana besar. Shinta Witoyo Dhanuwardoyo, pendiri Nusantara Venture dan bubu.com mengatakan, selain melihat potensi sinergi dengan bisnis inti usaha, perusahaan-perusahaan raksasa itu juga mencari pertumbuhan. Mereka harus melakukan investasi di bidang teknologi. Sebab mereka semua memiliki banyak bisnis yang harus didigitalisasikan. “Jika Astra, Telkom atau BCA masuk ke startup, harus bisa mendukung usaha yang selama ini sudah mereka jalankan. Jadi selain diversifikasi usaha perusahaan tersebut juga mencari sinergi,” terang Shinta, dalam keterangan tertulis, Rabu (23/9). Contohnya Telkom. Dengan berinvestasi di perusahaan startup, Telkom Group yang memiliki networking yang besar serta pelanggan yang banyak dapat memperkenalkan aplikasi yang dibuat oleh perusahaan rintisan tersebut. Menurut Shinta jika perusahaan tidak berkolaborasi atau sinergi dengan perusahaan rintisan digital, mereka akan tertinggal. “Startup memiliki kemampuan yang jauh lebih cepat mengubah bisnis model ketimbang perusahaan konvensional,”ujar Shinta.
Tak cuma diversifikasi, bersinergi dengan start up bisa menopang pertumbuhan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA Dua tahun terakhir ini perusahaan besar di Indonesia, seperti PT Astra International Tbk, Bank Central Asia (BCA), PT Telkom Indonesia Tbk, Bank Rakyat Indonesia (BRI berinvestasi di perusahaan digital atau start up. Mereka siap mengucurkan dana besar. Shinta Witoyo Dhanuwardoyo, pendiri Nusantara Venture dan bubu.com mengatakan, selain melihat potensi sinergi dengan bisnis inti usaha, perusahaan-perusahaan raksasa itu juga mencari pertumbuhan. Mereka harus melakukan investasi di bidang teknologi. Sebab mereka semua memiliki banyak bisnis yang harus didigitalisasikan. “Jika Astra, Telkom atau BCA masuk ke startup, harus bisa mendukung usaha yang selama ini sudah mereka jalankan. Jadi selain diversifikasi usaha perusahaan tersebut juga mencari sinergi,” terang Shinta, dalam keterangan tertulis, Rabu (23/9). Contohnya Telkom. Dengan berinvestasi di perusahaan startup, Telkom Group yang memiliki networking yang besar serta pelanggan yang banyak dapat memperkenalkan aplikasi yang dibuat oleh perusahaan rintisan tersebut. Menurut Shinta jika perusahaan tidak berkolaborasi atau sinergi dengan perusahaan rintisan digital, mereka akan tertinggal. “Startup memiliki kemampuan yang jauh lebih cepat mengubah bisnis model ketimbang perusahaan konvensional,”ujar Shinta.