Tak dilirik, industri hilir kelapa tak berkembang



JAKARTA. Pengusaha kelapa mengeluhkan rendahnya perhatian pemerintah terhadap pengembangan industri hilir dari kelapa. Selama ini, komoditas kelapa lebih banyak dimanfaatkan untuk produk primer, seperti dijual segar atau dijual dalam bentuk kopra sebagai bahan baku minyak goreng. Donatus Gede Sabu, Sekretaris Jenderal Forum Kelapa Indonesia (Fokpi) mengungkapkan, buah kelapa tidak hanya untuk kopra belaka, bisa juga untuk produk hilir lainnya, seperti produk, minuman juga produk konsumsi rumah tangga lainnya. "Namun dari total produksi kelapa nasional, hampir 90% untuk kopra," kata Donatus, Senin (27/2). Akibat kurangnya perhatian pemerintah memberdayakan industri turunan kelapa itu, membuat nilai tambah kelapa tidak banyak dirasakan petani. Padahal, kata Donatus, pemanfaatan kelapa di Asia Tenggara sudah berkembang dari bahan baku minyak goreng menjadi bahan baku industri olahan seperti makanan minuman, bahkan tekstil. Donatus mencontohkan, selain minyak goreng, daging kelapa bisa diproduksi sebagai bahan baku makanan, sabun, susu, dan industri lainnya. Sementara air kelapa, bisa diolah menjadi air minum kemasan isotonik ataupun nata de coco.

Tak hanya itu, tempurung kelapa, bisa diolah menjadi kabon aktif, dan serabut kelapanya bisa diolah menjadi jok dan keset. "Jika dijadikan minyak goreng saja, kopra kalah produktif ketimbang kelapa sawit," jelas Donatus yang berharap ada program industrialisasi kelapa selain dijadikan kopra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Asnil Amri