Tak efektif tarik investasi, Hipmi minta KEK dievaluasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menyebut Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) perlu dievaluasi.

Pasalnya sejumlah KEK dinilai tidak efektif dalam menarik investasi. Salah satu hambatannya adalah belum lengkapnya infrastruktur di kawasan tersebut.

"Pemilihan lokasi bermasalah karena infrastruktur belum lengkap, harus ada suatu riset yang clear bukan hanya terkait kebijakan politik saja," ujar Wakil Ketua Umum BPP Hipmi Anggawira saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/10).


Baca Juga: Kementerian Investasi tawarkan 32 proyek ke investor asing

Anggawira menyebut pembangunan KEK harus disesuaikan dengan sumber daya yang ada di daerahbtersebut. Sehingga industri yang masuk memiliki akses terhadap sumber daya.

"Harus dievaluasi lagi, harus ada komparatif dan kompetitor adventage dari masing-masing KEK," terang Anggawira.

Selain itu, pengaruh pandemi virus corona (Covid-19) juga berdampak pada masuknya investasi. Oleh karena itu perlu juga evaluasi KEK yang masih berpotensi tumbuh di masa pandemi Covid-19.

Sebagai informasi, saat ini terdapat 12 KEK yang telah beroperasi dan 7 KEK yang dalam tahap pembangunan. KEK yang sedang tahap pembangunan adalah KEK Tanjung Api Api, KEK Singhasari, KEK Likupang, KEK Batam Aero Technic, KEK Nongsa, KEK Lido, dan KEK Gresik.

Selanjutnya: KPPIP dorong belanja infrastruktur guna kurangi dampak penurunan tanah di Semarang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi