Tak gentar hadapi AS, China habiskan 2 dekade untuk membangun sistem senjata nuklir



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Seorang mantan kolonel tentara China Wang Xiangsui menyebut negaranya telah menghabiskan dua dekade terakhir untuk membangun sistem pertahanan dari persenjataan nuklir baik di darat dan di laut.

Ia memastikan bahwa militer China dapat membalas serangan nuklir sekaligus mencegah negara lain untuk meluncurkan senjata nuklir ke wilayahnya.

Wang yang juga adalah seorang profesor di Beihang University di Beijing, mengatakan sistem pertahanan yang mencakup jaringan terowongan untuk mengangkut dan melindungi rudal, memungkinkan keamanan China tetap terjamin bahkan dalam skenario terburuk.


Baca Juga: Muncul kecurigaan, wabah virus corona di Wuhan berasal dari makanan beku impor

"Meluncurkan serangan nuklir ke China selalu menjadi pilihan militer bagi AS," kata Wang dalam pertemuan tertutup pada bulan lalu.

“Namun untuk opsi ini, mereka menghadapi ketidakpastian yang meningkat karena penyesuaian dan perubahan yang kami lakukan dalam 20 tahun terakhir,” kata dia.

Dia menyampaikan penilaian pada forum Moganshan untuk membahas masalah domestik dan internasional serta rencana lima tahunan China, tetapi transkrip sambutannya baru dipublikasikan pada hari Rabu.

Tanpa menyebutkan sumbernya, Wang mengatakan beberapa penilaian AS mengklaim bahwa hanya satu hulu ledak nuklir China yang mampu bertahan dari serangan pertama yang dilakukan AS dan mencapai tanah Amerika dalam serangan balik.

Dia menolak klaim tersebut dan menyebutnya tidak masuk akal.

Baca Juga: Pemimpin Asia Pasifik khawatir AS-China bakal bentrok di Laut China Selatan

Dia mengatakan China telah mengambil serangkaian tindakan selama bertahun-tahun untuk membangun kemampuan serangan balasan yang kredibel untuk menanggapi serangan nuklir.

Selain terowongan rudal balistik antarbenua, China telah mengembangkan rudal canggih dan memperluas 'benteng' di Laut China Selatan dan Laut Kuning di mana kapal selam rudal balistiknya dapat beroperasi dengan aman.

Editor: Tendi Mahadi