Jakarta. Penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional (JKN) oleh Badan Penyelenggan Jaminan sosial (BPJS) Kesehatan masih memunculkan catatan negatif. Utamanya terkait dengan peningkatan jumlah kepesertaan. Plt Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Andi Zainal Abidin Dulung mengatakan, keberlangsungan program JKN selama 2,5 tahun berlajan masih tergantung pada pemerintah khususnya dalam mengatasi kondisi dana jaminan sosial kesehatan. Hingga semester I mencapai 166.912.913 jiwa, atau 64,5% dari jumlah penduduk saat ini yang menjadi peserta JKN. Sinergi antara pemerintah daerah juga masih belum terintegrasi seluruhnya. Setidaknya masih ada dua provinsi yakni Bali dan Sumatera Selatan yang belum terintegrasi dengan BPJS Kesehatan.
Tak inovatif, DJSN kritik kinerja BPJS Kesehatan
Jakarta. Penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional (JKN) oleh Badan Penyelenggan Jaminan sosial (BPJS) Kesehatan masih memunculkan catatan negatif. Utamanya terkait dengan peningkatan jumlah kepesertaan. Plt Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Andi Zainal Abidin Dulung mengatakan, keberlangsungan program JKN selama 2,5 tahun berlajan masih tergantung pada pemerintah khususnya dalam mengatasi kondisi dana jaminan sosial kesehatan. Hingga semester I mencapai 166.912.913 jiwa, atau 64,5% dari jumlah penduduk saat ini yang menjadi peserta JKN. Sinergi antara pemerintah daerah juga masih belum terintegrasi seluruhnya. Setidaknya masih ada dua provinsi yakni Bali dan Sumatera Selatan yang belum terintegrasi dengan BPJS Kesehatan.