Tak jadi pinjam bank, Inalum menerbitkan global bond untuk beli saham Freeport



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) resmi menerbitkan obligasi global sebesar US$ 4 miliar. Obligasi yang diterbitkan pada 8 November 2018 waktu London itu akan digunakan untuk melunasi pembayaran divestasi 51% PT Freeport Indonesia (PTFI) sebesar US$ 3,85 miliar.

Sumber Kontan.co.id yang tak ingin disebut identitasnya menceritakan, bahwa obligasi tersebut memiliki empat tenor. Pertama, penerbitan US$ 1 miliar dengan tenor tiga tahun dan imbal hasil 5,5%. 

Kedua, penerbitan US$ 1,25 miliar dengan tenor lima tahun dan imbal hasil 6%. Ketiga, penerbitan US$ 1 miliar dengan tenor 10 tahun dan imbal hasil 6,875%, serta keempat, penerbitan US$ 750 juta dengan tenor 30 tahun dan imbal hasil 7,375%.


Dia mengatakan, dalam obligasi ini, perbankan yang menjadi Joint Global Coordinators (JGC) adalah BNP Paribas, Citi dan MUFG. Sedangkan perbankan sebagai Joint Book Runner (JBR) adalah BNP Paribas, CIMB, Citi, Maybank, MUFG, SMBC Nikko, dan Standard Chartered. Obligasi ini pun sudah mendapatkan rating Baa2 dari Moody’s dan BBB- dari Fitch Ratings.

Menurut sumber tersebut, obligasi global ini mengalami kelebihan permintaan (oversubcribe). Yakni mencapai US$ 4,1 miliar untuk tenor tiga tahun, US$ 5,5 miliar untuk tenor lima tahun, US$ 7,1 miliar untuk tenor 10 tahun, dan US$ 3,7 miliar untuk tenor 30 tahun.

Lebih lanjut, Sumber itu juga mengungkapkan jika dana tersebut bisa tersedia pada bulan November ini. Namun, ia masih enggan menerangkannya secara detail. “Belum bisa (detail informasi) hingga 15 November,” ujarnya ke Kontan.co.id, Kamis (8/11).

Dengan penerbitan obligasi global ini, skema pembayaran divestasi 51% saham PTFI oleh Inalum dari Freeport-McMoran seharga US$ 3,85 miliar mengalami perubahan. Bila sebelumnya disebutkan bahwa dana tersebut akan dibayarkan dari sindikasi delapan bank asing, tapi kini pelunasannya akan dibayar langsung dari obligasi global tersebut.

Sumber Kontan.co.id menyebutkan, perubahan skema tersebut didasarkan pada tiga alasan. Pertama, dengan mempertimbangkan bunga perbankan yang memiliki kecenderungan naik. 

Kedua, jika diperoleh bank, maka harus membayar cicilan pokok setiap tahun, sedangkan jika melalui obligasi global apabila jatuh tempo bisa diperpanjang. Ketiga, untuk efisiensi, sehingga pendanaan melalui skema ini dinilai lebih murah.

Yang terpenting, lanjut dia, pendanaan untuk menuntaskan proses divestasi ini sudah ada, sehingga target Inalum untuk menggenggam 51% saham PTFI sebelum tutup tahun ini bisa tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini