KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV milik negara mesti mewaspadai kinerja bank swasta di kelompok ini. Pasalnya dua bank swasta BUKU IV punya capaian kinerja yang melampaui tiga BUKU IV plat merah. PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) misalnya, dari laporan keuangan bulanan (unaudited) Desember 2018 tercatat meraih laba senilai Rp 25,55 triliun. Tumbuh 12,13% dibandingkan raihan laba pada Desember 2017 senilai Rp 22,78 triliun. Laba tersebut hanya kalah di bawah PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (
BBRI) yang sepanjang 2018 berhasil mengeruk laba senilai Rp 32,40 triliun.
Sementara capaian dua bank negara lainnya, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (
BBNI) senilai Rp 15,01 triliun. Dan PT Bank Mandiri (persero) Tbk (
BMRI) senilai Rp 25,00 triliun. Pun dari segi penyaluran kreditnya, BCA sepanjang 2018 berhasil menyalurkan Rp 537,91 triliun. Tumbuh 15,03% dibandingkan Desember 2017 dengan penyaluran senilai Rp 467,61 triliun. Meskipun secara nominal masih berada di bawah tiga bank plat merah, pertumbuhan kredit BCA unggul dibandingkan BRI dengan pertumbuhan 14,10%, dan Mandiri sebesar 12,40%. Dan berada di bawah BNI yang kreditnya tumbuh 16,20%. "Kredit tahun lalu ditopang pertumbuhan kredit korporasi dan kredit besar. Sedangkan untuk tahun ini, kami targetkan konservatif pertumbuhannya di kisaran 8%-10% mengingat tahun politikdan tantangan pwrang dagang, fluktuasi nilai tukar dansuku bunga," kata Direktur BCA Santoso Liem kepada Kontan.co.id. Sementara itu, BUKU IV swasta lainnya, PT Bank CIMB Niaga Tbk (
BNGA) hanya meraih pertumbuhan kredit sebesar 0,75% dibandingkan 2017. Namun kinerja Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB cukup moncer. Dari total kredit senilai Rp 186,51 triliun, kontribusi pembiayaan syariah CIMB mencapai Rp 26,51 triliun. Tumbuh 58,83% dibandingkan 2017 dengan pembiayaan senilai Rp 16,69 triliun. Pertumbuhan tersebut jauh melampaui bank syariah, anak BUKU IV plat merah. Meskipun nominalnya masih berada di bawah. PT Bank Syariah Mandiri misalnya pertumbuhan pembiayaannya mencapai 11,42 senilai Rp 67,50 triliun. Kemudian pembiayaan PT Bank BNI Syariah tumbuh 20,30% senilai Rp 23,59 triliun.
Direktur Syariah CIMB Pandji Djajanegara bilang capaian tersebut terjadi lantaran perseroan memang mulai menggeber bisnis syariahnya. "Di setiap cabang, kami melakukan penawaran produk syariah terlebih dahulu kepada nasabah. Kalau mereka tidak mau baru kami tawarkan produk konvensional," kata dia. Pandji juga bilang, pertumbuhan pembiayaan syariah paling banyak ditopang oleh pembiayaan proyek-proyek infrastruktur, dan sektot consumer khususnya kredit perumahan. Sementara tahun ini, CIMB menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan syariah mencapai Rp 35 triliun. Nah berkat capaian tersebut sendiri, pertumbuhan laba CIMB masih cukup signifikan, yaitu 11,11%. Dimana pada 2018 perseroan berhasil meraih laba bersih senilai Rp 3,30 triliun. Sementara pada 2017 laba bersihnya mencapai Rp 2,97 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi