Tak lagi mengandalkan pesanan jasa konstruksi



JAKARTA. Penghujung tahun merupakan masa kejar setoran bagi perusahaan jasa konstruksi. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menargetkan membukukan pendapatan Rp 9,4 triliun dan laba bersih Rp 350 miliar selama tahun ini.

Hingga akhir September, WIKA baru mengumpulkan pendapatan Rp 5,44 triliun dan laba bersih Rp 215,46 miliar. Meski begitu, Maria Renata, analis Mandiri Sekuritas optimistis, WIKA bisa mencapai targetnya.

"Pendapatan di kuartal IV biasanya meningkat pesat didukung penyerapan anggaran pemerintah," kata Maria, kemarin. Secara historikal, kontribusi pendapatan di kuartal IV bisa mencapai 35% dari total pendapatan.


Analis JP Morgan Securities, Liliana Bambang, berpendapat sama. Besarnya pendapatan di akhir tahun akan mendorong laba bersih naik.

WIKA memasang target, pendapatan tahun depan tumbuh 20% daripada realisasi tahun ini. Pertumbuhan ditopang proyek baru yang telah didapatkan. Target perolehan kontrak sepanjang tahun 2011 sebesar Rp 12,3 triliun. Hingga November lalu, total kontrak mencapai Rp 11,92 triliun atau 97% dari target.

Peluang WIKA mencapai target tahun depan tetap terbuka. "Apabila WIKA bisa mencapai target pendapatan tahun 2011, bukan tidak mungkin target yang dibuat untuk tahun depan juga bisa tercapai," kata Adrianus Bias Prasuryo, analis Samuel Sekuritas Indonesia, kemarin.

Belanja pemerintah untuk menggenjot pembangunan infrastruktur akan menjadi penopang pertumbuhan WIKA. Prediksi dia, WIKA bisa meningkatkan pendapatan berkisar 15%-20% tahun depan.

Pendapatan berulang

Maria menambahkan, jika Rancangan Undang-Undang (RUU) Tanah yang mempermudah melakukan pembebasan laha, disahkan, realisasi proyek akan lebih cepat.

Selain memberi jasa pembangunan konstruksi, WIKA berinvestasi sendiri dan mengincar pendapatan berulang. Perseroan menargetkan recurring income rata-rata setiap tahun Rp 468,99 miliar, mengandalkan empat proyek pembangkit listrik miliknya.

Saat ini, baru pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) Pesanggaran Bali yang memberi kontribusi pendapatan berulang. Di tahun 2012, perseroan akan mengoperasikan PLTD Rengat, PLTG Borang dan PLTD Ambon. Kontribusi total diharapkan mencapai 10% di tahun depan.

Meski masih terbilang kecil, recurring income akan membantu menopang kinerja, terutama di saat perusahaan kesulitan mendapat proyek baru. Apalagi, baru WIKA perusahaan konstruksi yang memiliki lini bisnis ini. "Ini merupakan sentimen positif bagi WIKA," ujar Adrianus.

Melihat prospek WIKA, Adrianus dan Maria memberi rekomendasi beli saham WIKA dengan target harga masing-masing Rp 700 dan 810 per saham. Dari hitungan Adrianus, saham WIKA terbilang mahal, dengan rasio price to earning (PE) 2012 sebesar 9,7 kali, berbanding PE industri sekitar 6 - 7 kali. Namun, dia menilai, WIKA layak diperdagangan premium karena margin labanya lebih tinggi.

Liliana memberi rekomendasi overweight dengan target harga Rp 740 per saham. Harga WIKA, Selasa (13/12), menguat 3,33% menjadi Rp 620 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini