KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko mengatakan Bursa komoditas Crude Palm Oil (CPO) Indonesia akan mati jika mencoba bersaing dengan Malaysia Derivatives Exchange (MDEX). Bukan tanpa alasan, Didid mengatakan ini melihat MDEX sudah berjalan lebih dari 20 tahun dan sudah memiliki banyak pengalaman. “Kami ngak bisa menggunakan hal yang sama dengan MDEX, karena kami ngak mungkin saingan dengan MDEX, mati kita kalo saingan sama MDEX,” ungkap Didid dalam acara jalan santai yang diselenggarakan Bappebti bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag), Minggu (30/07).
Baca Juga: Kinerja Sampoerna Agro Masih Tertekan Koreksi Harga CPO Ia pun mengakui bahwa benchmark Bursa CPO Indonesia adalah MDEX di Malaysia sehingga pihaknya memilih jalur kolaborasi. “Ini Pekerjaan Rumah (PR) kami, jadi kolaborasi seperti apa. Misalnya MDEX lebih kepada pasar lokal, kami lebih ke pasar ekspor, kira-kira gitu supaya bisa kolaborasi. Tapi pasar ekspor kan gak banyak kalau CPO. Ini harus ada pasar lokalnya, mungkin ekspor dan lokal,” jelasnya. Kolaborasi ini juga akan diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) tentang perdagangan ekspor CPO. Sementara Permendagnya masih di tahap harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Nantinya setelah Permendag ini sah Bappebti bakal menunjuk satu dari dua bursa berjangka yang ada. Baca Juga: Terdorong Harga, Kinerja Emiten CPO Bakal Lebih Baik di Semester Dua Dengan begitu, pilihannya antara Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) alias Jakarta Futures Exchange (JFX) atau Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) atawa Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX). Kemudian terkait kolaborasi dengan Malaysia, Didid mengatakan sudah ke sana perwakilan Bappebti yang berangkat ke Malaysia dan menurutnya mendapat tanggapan yang positif sekali.