KONTAN.CO.ID - SEOUL. Sebuah roket SpaceX pada hari Jumat lalu meluncurkan satelit mata-mata militer pertama Korea Selatan. Aksi ini mengintensifkan perlombaan ruang angkasa di semenanjung tersebut setelah Pyongyang meluncurkan satelit militer pertamanya ke angkasa minggu lalu. Satelit pengintai Seoul, yang dibawa oleh salah satu roket SpaceX Falcon 9 milik Elon Musk, lepas landas dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa AS Vandenberg di California pada pukul 10.19 waktu setempat. Roket itu bertuliskan KOREA. Kantor berita Yohnap melaporkan bahwa satelit tersebut segera mencapai orbit dan komunikasi berhasil terjalin dengan kendali darat.
Mengutip kementerian pertahanan Korea Selatan, Yonhap melaporkan bahwa satelit tersebut ditempatkan di orbit kira-kira empat menit setelah peluncuran pada pukul 10.19 pagi, dan berhasil berkomunikasi dengan stasiun bumi pada pukul 11.37 pagi, yang berarti satelit tersebut beroperasi secara normal.
Baca Juga: Ancam AS, Korea Utara: Campur Tangan pada Satelit Kami Berarti Deklarasi Perang Berhasil mencapai orbit berarti Korea Selatan telah memperoleh satelit mata-mata pertama yang dibangun di dalam negeri untuk memantau Korea Utara yang mempunyai senjata nuklir. Seoul berencana meluncurkan empat satelit mata-mata tambahan pada akhir tahun 2025 untuk meningkatkan kapasitas pengintaiannya di Korea Utara. Ditetapkan untuk mengorbit antara 400 km dan 600 km di atas Bumi, satelit Seoul mampu mendeteksi objek sekecil 30 cm. “Mempertimbangkan resolusi dan kapasitasnya untuk observasi Bumi, teknologi satelit kami berada di peringkat lima besar secara global,” kata pejabat kementerian pertahanan, seperti dikutip oleh Yonhap. Peluncuran ini dilakukan kurang dari dua minggu setelah Pyongyang berhasil menempatkan satelit mata-matanya ke orbit. “Sampai saat ini, Korea Selatan sangat bergantung pada satelit mata-mata yang dikelola AS dalam hal pemantauan Korea Utara," kata Choi Gi-il, profesor studi militer di Universitas Sangji. Tapi dia bilang meskipun Korea Selatan berhasil dalam peluncuran satelit komunikasi militer, dibutuhkan waktu lebih lama untuk meluncurkan satelit pengintaian karena kendala teknologi yang lebih tinggi. Para ahli bilang menempatkan satelit pengintai yang berfungsi ke orbit akan meningkatkan kemampuan pengumpulan intelijen Korea Utara, khususnya di Korea Selatan, dan menyediakan data penting dalam setiap konflik militer. Sejak peluncuran minggu lalu, Korea Utara mengklaim bahwa mata barunya di langit telah memberikan gambar situs militer utama AS dan Korea Selatan, serta foto ibu kota Italia, Roma.
Baca Juga: Kim Jong Un Serukan Militer Korea Utara Siap Menanggapi Provokasi Musuh Namun mereka belum mengungkapkan satu pun citra satelit yang diklaim mereka miliki. Peluncuran “Malligyong-1” yang dilakukan Korea Utara adalah upaya ketiga Pyongyang dalam menempatkan satelit semacam itu ke orbit, setelah dua kegagalan pada bulan Mei dan Agustus. Seoul mengatakan Korea Utara menerima bantuan teknis dari Moskow, sebagai imbalan atas penyediaan senjata untuk digunakan dalam perang Rusia dengan Ukraina.
Editor: Tendi Mahadi