Tak mau kalah, TPT rangkul industri dari China pasarkan produk tekstil



JAKARTA. Menghadapi daya saing terhadap produk impor China, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia justru merangkul industri serupa dari Negeri Tirai Bambu. Salah satunya adalah mengadakan kerja sama dengan Chumber Consumers China Textile (CCCT). Rencananya, industri tekstil Indonesia akan mengadakan perjanjian (MOU) dengan Perdana Menteri China pada Jumat, 29 April 2011 dan bertempat di Istana Presiden. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, kerja sama tersebut nantinya akan memberikan kesempatan terhadap akses pasar Indonesia yang lebih besar ke China.

"Jadi, kami meminta pemerintah agar impor China yang ada sekarang ini bisa diseimbangkan dengan investasi mereka ke Indonesia dan ekspor kita ke sana," kata Ade.

Saat ini, konsumen Indonesia banyak menyukai barang dari China karena harganya yang murah meski kualitas yang diberikan tidak terlalu bagus. "Jadi, sebenarnya hambatan justru ada di dalam negeri terkait masalah harga," ujarnya. Ekspor TPT Indonesia ke China tahun 2010 sebesar US$ 400 juta. Tahun ini API berharap ekspor tersebut naik menjadi US$ 700juta. "Sebab, permintaan produk garmen kita ke sana cukup tinggi dan peluang ekspor juga cukup menjanjikan," tambah Ade.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: