Tak Mau Seperti Ukraina, PM Swedia Tolak Seruan Oposisi Gabung dengan NATO



KONTAN.CO.ID -  STOCKHOLM. Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson pada Selasa menolak seruan oposisi untuk mempertimbangkan bergabung dengan NATO menyusul invasi Rusia ke Ukraina. Andersson mengatakan permohonan ke anggotaan NATO sekarang akan mengganggu stabilitas keamanan di Eropa. 

Swedia tidak pernah berperang sejak tahun 1814 dan telah membangun kebijakan luar negerinya pada non-partisipasi dalam aliansi militer, tetapi telah menjalin hubungan yang lebih dekat dengan NATO dalam beberapa tahun terakhir karena ketegangan dengan Rusia di kawasan Baltik telah meningkat.

Invasi Rusia, yang disebutnya operasi militer khusus, telah memperbarui seruan agar Swedia bergabung dengan NATO, di samping Finlandia, yang juga tetap berada di luar blok tersebut.


Baca Juga: NATO Tempatkan Pesawat-Pesawat Tempur Dalam Keadaan Siaga Penuh

"Jika Swedia memilih untuk mengirim aplikasi untuk bergabung dengan NATO dalam situasi saat ini, itu akan semakin mengacaukan kawasan Eropa ini dan meningkatkan ketegangan," kata Andersson kepada wartawan seperti Reuters, Rabu (9/3).

"Saya telah menjelaskan selama ini dengan mengatakan bahwa apa yang terbaik untuk keamanan Swedia dan untuk keamanan kawasan Eropa ini adalah bahwa pemerintah memiliki kebijakan jangka panjang, konsisten dan dapat diprediksi dan itu adalah keyakinan saya yang berkelanjutan."

Rusia tidak ingin Finlandia atau Swedia bergabung dengan NATO dan akhir bulan lalu, Moskow membuat peringatan terbaru tentang "konsekuensi militer-politik yang serius" jika mereka melakukannya.

Andersson berbicara setelah bertemu dengan para pemimpin partai oposisi untuk membahas situasi keamanan yang memburuk.

Baca Juga: AS dan Rusia Kirim Diplomat Veteran Atasi Ketegangan Ukraina di Jenewa

Editor: Noverius Laoli