KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah tak mampu menahan laju dolar Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg, Senin (3/2), rupiah di pasar spot melemah ke level Rp 13.742 per dolar AS. Pergerakan mata uang Garuda pun melemah 0,63% dibanding penutupan Jumat (31/1) di Rp 13.655 per dolar AS. Pelemahan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia. Di mana, yuan China menjadi mata uang dengan penurunan paling tajam setelah terkoreksi 1,55% terhadap
the greenback.
Hal ini wajar, karena pasar keuangan China baru saja di buka usai libur Tahun Baru Imlek yang diperpanjang pemerintah akibat wabah virus corona.
Baca Juga: Jelang pengumuman BPS, berikut prediksi BI dan para ekonom untuk inflasi Januari 2020 Setali tiga uang, ringgit Malaysia dan won Korea pun berada di zona merah setelah turun masing-masing 0,39% dan 0,26%. Rupee India pun terkikis 0,26%. Dolar Singapura dan yen Jepang tak kuasa menahan keunggulan indeks dolar AS karena melemah masing-masing 0,25% dan 0,20%. Di susul dolar Taiwan dan dolar Hong Kong yang terdepresiasi 0,18% dan 0,04%. Sementara baht Thailand menjadi mata uang uang berhasil menguat terhadap dolar AS setelah naik 0,36%. Peso Filipina pun berada di zona hijau karena terapresiasi tipis 0,02%. Kekhawatiran global terhadap virus corona semakin meningkat. Apalagi jumlah korban yang terinfeksi sudah lebih dari 10.000 orang.
Baca Juga: IHS Markit: Aktivitas manufaktur Indonesia masih lemah di awal tahun Wabah ini juga dilihat sebagai salah satu alasan People Bank of China (PBoC) memangkas suku bunga 10 bps dan berniat memberikan stimulus CNY 1,2 triliun untuk memastikan likuiditas.
Sementara data inflasi Indonesia bulan Januari 2020 sebesar 0,39%. Angka ini di bawah proyeksi para analis yang memperkirakan inflasi bulan Januari mencapai 0,46%. "Dalam beberapa bulan terakhir, inflasi selalu di bawah ekspektasi," kata Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim. Karena tak memiliki sentimen yang cukup signifikan mengangkat rupiah, Ibrahim pun memprediksi rupiah besok masih melemah. "Dalam perdagangan besok rupiah akan di buka melemah di level Rp 13.675-Rp 13.750 per dolar AS," pungkas Ibrahim. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari