Tak pegang saham perbankan, kinerja reksadana saham syariah tetap menurun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volatilitas pasar keuangan yang tinggi dan tren kenaikan suku bunga menekan kinerja sektor keuangan. Ketidakhadiran sektor keuangan konvensional pada reksadana saham syariah diharapkan mampu membuat kinerja reksadana saham syariah relatif lebih bertahan dan dapat menjadi pilihan yang tepat ketika situasi pasar sedang tidak menentu.

Namun, nyatanya kinerja reksadana saham syariah hingga kini masih lebih rendah dari reksadana saham syariah konevensional.

Berdasarkan data Infovesta dari awal tahun hingga 26 Oktober 2018, rata-rata kinerja reksadana saham syariah tercatat turun 11,39%. Sementara kinerja reksadana saham konvensional tercatat turun 9,33%.


Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta mengatakan kondisi volaitilitas pasar keuangan yang tinggi serta tren kenaikan suku bunga naik, tidak hanya menekan kinerja sektor keuangan. Secara tidak langsung, sektor saham yang menjadi aset reksadana saham syariah juga tak luput tertekan.

Tren kenaikan suku bunga bisa merembet pada permintaan yang lesu di sektor peroperti. Selain itu cost of fund perusahaan yang bergerak di bidang selain sektor keuangan juga jadi terbeban.

Senada, Direktur Utama dan CEO PT PayTren Asset Manajemen Ayu Widuri mengatakan volatilitas pasar saham yang saat ini tinggi mempengaruhi semua sektor. Oleh karena itu investor harus melihat reksadana dengan aset kelas yang tahan terhadap gejolak tersebut.

"Walau reksadana saham syariah tidak berinvestasi di sektor keuangan konvensional, tetapi dampak gejolak pasar juga berdampak di hampir semua sektor dan berpengaruh pada kinerja reksadana saham syariah," kata Ayu, Senin (29/10).

Hingga akhir tahun, Ayu memproyeksikan, kinerja reksadana saham syariah masih akan tertekan. Di tahun depan, tantangan masih ada karena kenaikan suku bunga dan perang dagang maish berpotensi besar terjadi.

"Kami berharap bahwa pada semester II tahun depan semua berita buruk sudah akan dicerna oleh pasar dan pasar bisa rebound," kata Ayu.

Di tengah kondisi volatilitas pasar yang tinggi, Ayu mengatakan, reksadana yang memiliki portofolio saham dan surat utang akan terpengaruh gejolak pasar. "Mungkin jenis reksadana yang paling imun adalah reskadana pasar uang yang berinvestasi di deposito," kata Ayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat