Tak Pusing Siapkan Uang Kembalian, BRImo Permudah Transaksi Bisnis Pelaku UMKM



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Era digitalisasi dan pandemi covid-19 mengubah konsep bisnis bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Tanah Air. Para pengusaha tersebut terus melakukan adaptasi dalam bisnis termasuk dalam melakukan transaksi keuangan. Untuk itu dibutuhkan alat transaksi keuangan digital yang mumpuni bagi para pelaku usaha tersebut.

Melihat kebutuhan tersebut Bank BRI memperkuat bisnisnya dengan melakukan transformasi digital untuk mendukung bisnis pelaku UMKM. Upaya itu kemudian diwujudkan dengan menghadirkan aplikasi BRImo dengan fitur yang mumpuni.

Melalui super apps tersebut pelaku UMKM sangat dipermudah dalam melakukan transaksi bisnis. Siang itu, Kamis (19/1) KONTAN.co.id berkunjung langsung ke Rumah BUMN BRI di Kawasan Slipi, Jakarta Barat. Saat tiba di sana, terlihat sekitar 20 pelaku UMKM yang sedang mengikuti pelatihan keuangan.


Mereka tampak serius memperhatikan trainer yang merupakan ahli keuangan tersebut. Kelas dibuka dari pukul 9.00-12.00 WIB. Mayoritas pelaku UMKM yang mengikuti pelatihan itu bukan anak muda, tetapi para ibu-ibu dan bapak-bapak yang usianya juga sudah sekitar 50 tahun. Meski tak muda lagi, tetapi mereka masih semangat memperhatikan setiap ucapan trainer tersebut.

Ada tiga pelaku UMKM yang berbincang dengan KONTAN.co.id. Ketiganya adalah korban PHK karena pandemi covid-19. Owner Dapur Daput Mabin Faudiah Sari menceritakan kegetirannya menghadapi pandemi covid-19 pada awal 2020 lalu.

Saat itu, dirinya harus kehilangan pekerjaan karena perusahaannya tidak lagi mendapatkan proyek event organizer dari klien. Sebab, saat pandemi covid masuk ke Indonesia dan langsung menyebar dengan cepat, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membatasi kerumunan dan keramaian.

"Saya bekerja di EO, tetapi karena pandemi covid-19 itu, praktis tidak ada event sama sekali. Lalu saya mencoba bertahan dengan berjualan frozen empek-empek dan baso aci," kata dia saat ditemui di Rumah BUMN BRI di Slipi, Jakarta Barat, Kamis (19/1).

Ia mengungkapkan, dengan berjualan empek-empek dan baso aci bermodal promosi di sosial media instagram dirinya bisa mendapatkan penghasilan kembali meskipun belum menyamai penghasilannya di perusahaan EO tersebut. Tetapi, bermodal sabar dan semangat, lambat-laun kedua produknya mulai dikenal masyarakat, bahkan saat ini dirinya sudah memiliki pelanggan tetap untuk disuplai. "Jadi saya suplai ke pelanggan tetap saja sekarang, kemudian dia membranding sendiri," terang dia.

Sari mengatakan, selain berjualan melalui media sosial, dirinya juga kerap mengikuti bazar saat pandemi covid sudah mulai mereda pada pertengahan 2022. Selama berjualan dua produk itu, dirinya memakai aplikasi BRImo yang memang dibutuhkan oleh pelaku UMKM karena memudahkan dalam bertransaksi.

"Kalau ada bazar, BRImo itu sangat bermanfaat, tahu sendiri di bazar itu semua harus serba cepat. Pembeli banyak dan transaksi harus cepat. Kegunaan BRImo dengan QRIS-nya itu saya gak perlu siapkan uang kembalian, tinggal pakai QRIS bisa bayar," ucap dia.

Ia mengatakan, setelah ikut dari bazar ke bazar di berbagai tempat, akhirnya Sari memberanikan diri untuk membuka gerai Thamrin 10 Food & Creative Park yang berada di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Kebetulan Sari sudah bergabung dengan Jakpreuner sehingga bisa langsung mendaftar membuka dagangannya di sana.

Sebagai informasi saja, kawasan Thamrin 10 ini sebelumnya merupakan salah satu bekas lahan parkir yang disulap menjadi pusat kuliner dan tempat interaksi warga. Lahan tersebut dikelola oleh PD Pasar Jaya.

"Saat itu saya ingin berjualan empek-empek dan baso aci, tetapi karena sudah ada yang lebih dahulu. Saya kemudian menjual ayam bakar di Thamrin 10. Tetapi empek-empek dan baso aci tidak saya tinggalkan, masih dijual secara online," urai dia.

Ia menjelaskan, saat ini sudah hampir 1,5 tahun dirinya berjualan di Thamrin 10 dengan omzet Rp 3 juta per bulan. "Saya kemudian ikut berbagai pelatihan di Rumah BUMN BRI di Slipi, di sini diajarkan soal cara menggunakan BRImo dan keuangan. Jadi saya sekarang tahu, BRImo saya khusus untuk berjualan. Tidak boleh dicampur," imbuh dia.

Ia menjelaskan, dengan perkembangan digital yang sangat cepat para pembeli juga tidak lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi.

Mereka menggunakan QRIS dalam membeli. Maka itu, dirinya menyiapkan QRIS BRImo. Adapun manfaat dari BRImo bukan saja untuk alat transaksi digital, tetapi juga bisa memantau uang masuk dan uang keluar, sehingga ada semacam asisten keuangan di BRImo. "BRImo memang sangat cepat, efesien, dan aman," kata dia.

Tak beda jauh dengan Owner Kafe Ngemil Lela Nurlela. Ia juga korban dari pandemi covid-19 dan harus mengubah haluan. Ia menjelaskan bahwa perusahaannya pada pertengahan tahun 2020 lalu sudah tidak lagi bisa menggaji secara penuh. "Saya korban pandemi, gaji saya dipotong 50%. Akhirnya saya resign saja karena untuk ongkos saja saya nombok," kata dia.

Lela mengatakan, dirinya juga kemudian banting setir dengan menjual kue basah di rumah dan menjual melalui status whatssapp. Promosi di status whatsapp itu kemudian membuahkan hasil. Beberapa kerabatnya mulai order. "Saya dapat order dari hajatan ke hajatan. Saya juga suka ikut bazar untuk menyambung hidup," terang dia.

Ia mengatakan, saat ini orderan dari event hajatan dan acara-acara pengajian kerap datang. Sehingga sebulan dia bisa mengantongi omzet Rp 1 juta lebih. "Memang masih kecil, tetapi saya akan terus berusaha. Saya juga mau cari tempat untuk bisa berjualan offline karena pandemi sudah mereda," ujar dia.

Selama ini kata Lela, dirinya sudah memiliki rekening di Bank BRI tetapi belum mengaktifkan akun BRImo. Meski begitu, dirinya sudah membuat akun dan dibantu oleh Rumah BUMN BRI untuk mengaktifkan BRImo. Kedepan nanti seluruh transaksinya akan menggunakan BRImo, selain memudahkan dan fitur yang ada juga tidak membingungkan pelaku usaha UMKM. "Saya juga baru mengikuti berbagai pelatihan di Rumah BUMN, di sini pengajarnya benar-benar kompenten," terang dia.

Ia berharap bisa terus mengikuti pelatihan di Rumah BUMN BRI. Sebab, dengan pelatihan dirinya bisa mendapat pengetahuan yang akan membuat usahanya naik kelas. "Saya berharap nanti di BRImo ada fitur yang memberitahu soal informasi pelatihan bagi UMKM, jadi kami bisa lihat dari sana langsung jadwal dan tempat pelatihannya," ucap Lela.

Tidak beda jauh dengan Sari dan Lela, Owner Toko Uli Mus Romauli Sri Astuti mengatakan, dirinya juga terkena PHK saat pandemi covid-19. Tetapi hal itu tak membuatnya patah arang.

Ide berjualan sebenarnya datang saat dirinya melihat suaminya yang sangat gemar mengkonsumsi bawang goreng setiap kali makan, Romauli kemudian menjajal peruntungan menjual bawang goreng dengan kemasan yang sangat apik.

Untuk terus bisa mengembangkan diri dan produknya, ia mengakui bahwa saat ini dirinya mulai sering mengikuti pelatihan di Rumah BUMN BRI. Hal ini untuk membuat usahanya lebih tertata dalam sisi promosi sampai keuangan. "Saya juga dalam transaksi memakai BRImo, aplikasi ini sangat lengkap dan memudahkan," urai dia.

Romauli mengatakan, produk bawang gorengnya saat ini memang sudah dikenal masyarakat. Tetapi dirinya masih punya keinginan untuk terus bisa mendapat pelanggan di seluruh Indonesia. "Saya ingin menjajal untuk berjualan di TikTok Shop. TikTok itu sebenarnya bukan terkenal orang joget saja, tetapi bisa juga untuk usaha dan lebih bisa cepat viral," kata dia.

Sementara itu, Agung Nugraha Fasilitator Rumah BUMN BRI Jakarta menjelaskan, agenda tahun ini adalah memberikan pelatihan kepada para UMKM binaan Rumah BUMN BRI untuk bisa berjualan di TikTok Shop.

Saat ini ada sekitar 35.000 UMKM yang dibina oleh Rumah BUMN BRI. "Kami akan buat inkubasi bisnis khusus membuat konten di TikTok dan mengajarkan mereka berjualan di TikTok Shop," urai dia.

Ia mengatakan, nantinya dari jumlah UMKM tersebut akan dipilih 25 pelaku UMKM untuk bisa masuk inkubasi dan dilatih. Setelah itu, akan ada satu pelaku UMKM yang menjadi juara.

"Pelaku UMKM itu nanti kami kasih reward, gratis membuat konten dengan bantuan production house profesional. Akan diajarkan dan dibuatkan konten menarik selama tiga bulan," ucap dia.

Tak lupa juga, kata Agung, pelatihan mengoperasionalkan BRImo juga terus diberikan kepada pelaku UMKM yang ikut dalam pelatihan rutin di Rumah BUMN BRI ini.

Harapannya mereka bisa lebih mudah melakukan transaksi tat kala penjualan semakin tinggi dan omzet semakin besar. "Saat ini dari 3.500 UMKM yang kami bina, 95% sudah bertransaksi memakai BRImo," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini