Tak sejalan dengan Asia, IHSG dibuka melemah



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini (23/11) dibuka di zona merah. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.10 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,19% menjadi 5.194,92.

Tiga sektor yang menggerus kinerja indeks paling dalam di antaranya: sektor barang konsumen turun 0,89%, sektor manufaktur turun 0,58%, dan sektor industri lain-lain turun 0,23%.

Saham-saham yang berada di jajaran top losers pagi ini antara lain: PT Evergreen Invesco Tbk (GREN) turun 10% menjadi Rp 270, PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) turun 9,89% menjadi Rp 820, dan PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) turun 9,09% menjadi Rp 200.


Sedangkan di posisi top gainers, terdapat saham-saham: PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) naik 17,54% menjadi Rp 185, PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) naik 12,22% menjadi Rp 101, dan PT Panasia Indo Resources Tbk (HDTX) naik 10,38% menjadi Rp 585.

Sebelumnya, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan bahwa IHSG pada hari ini berpotensi menguat namun tengah bergerak dalam rentang konsolidasi wajar denga support level berada pada 5078 dengan target resistance pada level 5267.

"Fluktuasi komoditas masih memberikan pengaruh terhadap pola gerak IHSG. Potensi kenaikan IHSG msih terlihat cukup kuat," ujarnya.

William memilih saham BBNI, TLKM, WIKA, ADHI, ASRI, ASII, BBCA, UNVR, KLBF untuk ditransaksikan hari ini.

Asia menghijau

Kondisi berbeda tampak di pasar saham Asia yang menghijau. Berdasarkan data CNBC, pada pukul 08.33 waktu Singapura, indeks ASX 200 Australia melaju 0,51% di awal perdagangan. Kenaikan indeks acuan ASX 200 mendapatkan tenaga dari lompatan sektor finansial sebesar 0,51%. Sementara, sektor energi tertekan 0,22% akibat melorotnya harga minyak dunia.

Di Selandia Baru, indeks NZX 50 juga dibuka naik 0,35%. Sedangkan di Korea Selatan, indeks Kospi naik tipis 0,06% di awal perdagangan.

Hari ini, pasar saham Jepang tak beroperasi karena libur nasional merayakan Labor Thanksgiving.

Analis menilai, pergerakan positif pasar Asia dipengaruhi oleh lompatan tiga indeks acuan AS ke level rekor. Analis juga memprediksi momentum positif di pasar saham Asia dalam jangka pendek.

"Saat ini yang bermain adalah kelompok bullish dan sepertinya pasar saham AS dan sejumlah market negara berkembang akan terus melaju, setidaknya dalam jangka pendek," jelas Chris Weston, chief market strategist IG Ltd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie