JAKARTA. Pelemahan daya beli menjadi salah satu topik hangat yang dibicarakan para pakar ekonomi dan pebisnis belakangan ini. Melemahnya daya beli dianggap jadi penyebab lesunya industri dan menghambat laju ekonomi. Namun ternyata tak semua sektor bisnis lesu, salah satunya bisnis ritel berbasis internet atau daring. Masih tumbuhnya penjualan online didukung data pertumbuhan impor barang konsumsi dan kredit konsumsi yang semakin besar. Menurut Rhenald Kasali, pakar marketing dan Guru besar Universitas Indonesia, industri lokal lesu, selain dari efek pelemahan daya beli juga karena imbas berkembangnya bisnis toko online. Banyak masyarakat semakin menggemari belanja daring atau online. "Ada shifting (pengalihan) dari kalangan menengah ke atas karena disruptive economy dari konvensional ke serba online. Perubahan ini mendukung pemerataan ekonomi masyarakat," ujarnya, Jumat (28/7).
Tak semua lini bisnis lesu daya beli
JAKARTA. Pelemahan daya beli menjadi salah satu topik hangat yang dibicarakan para pakar ekonomi dan pebisnis belakangan ini. Melemahnya daya beli dianggap jadi penyebab lesunya industri dan menghambat laju ekonomi. Namun ternyata tak semua sektor bisnis lesu, salah satunya bisnis ritel berbasis internet atau daring. Masih tumbuhnya penjualan online didukung data pertumbuhan impor barang konsumsi dan kredit konsumsi yang semakin besar. Menurut Rhenald Kasali, pakar marketing dan Guru besar Universitas Indonesia, industri lokal lesu, selain dari efek pelemahan daya beli juga karena imbas berkembangnya bisnis toko online. Banyak masyarakat semakin menggemari belanja daring atau online. "Ada shifting (pengalihan) dari kalangan menengah ke atas karena disruptive economy dari konvensional ke serba online. Perubahan ini mendukung pemerataan ekonomi masyarakat," ujarnya, Jumat (28/7).