JAKARTA. Jumlah waralaba asing yang masuk ke Indonesia tak seimbang dengan banyaknya perusahaan waralaba lokal yang mengepakkan sayap ke luar negeri. Ini tampaknya harus menjadi perhatian pemerintah. Amir Karamoy, Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali), mengatakan, perbandingan jumlah antara waralaba asing yang masuk dengan waralaba lokal yang melakukan ekspansi keluar sangat jauh.Menurut data WALI, sejak tahun 2010 sampai 2011, paling tidak sudah ada lebih dari 200 merek waralaba asing yang masuk. "Sementara waralaba lokal yang ekspansi keluar hanya berjumlah tiga merek," kata Amir kepada KONTAN, Jumat (16/12).Amir menyebut, beberapa waralaba merek lokal yang mampu menembus pasar internasional antara lain, Kopi Kamu dan Es Teler 77. Kopi Kamu sudah merambah ke Eropa, Amerika dan Amerika Latin dengan jumlah gerai mencapai 200 gerai. Sementara untuk Es Teler 77 sudah merambah Australia dan Malaysia.Meski tidak merekomendasikan untuk memberi batasan kuota jumlah pewaralaba dan gerainya, namun Amir memberi catatan jika harus ada pengetatan agar pewaralaba asing tidak terlalu bebas memasuki pasar Indonesia.Amir juga mengatakan, langkah yang paling bijak adalah pewaralaba asing harus bermitra dengan pengusaha lokal. Sehingga kepemilikannya tidak tersentral, dan dapat mengembangkan pengusaha lokal. Selain itu, agar waralaba lokal mampu mengembangkan pasar ke luar, pemerintah harus memberikan kredit dengan bunga yang murah. Dia membandingkan, di Malaysia para pengusaha waralaba dapat melakukan peminjaman dana kepada pemerintah dengan bunga 1%-2%, sementara di lokal bunga kredit bisa mencapai 16%.Gunaryo, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), mengatakan, jika hingga saat ini beberapa waralaba asing tersebut belum mengajukan perizinan. "Kalau mau Mou secara business to business boleh-boleh saja," kata Gunaryo (16/12).Untuk lebih mendorong waralaba lokal, Kemendag akan memberi fasilitasi waralaba lokal agar bisa meningkat kompetensinya. Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan mengajak pameran para pelaku waralaba ke beberapa negara tetangga.Sekadar informasi, tahun depan Indonesia akan kebanjiran merek waralaba asing yang akan memulai berbisnis di sini. Sebut saja, Applebee's, Denny's, Johnny Rockets, Carvel Ice Cream, Cinnabon, Schlotzsky's dan Moe's Southwest Grill. Waralaba asal Amerika Serikat (AS) ini sudah menyatakan ketertarikannya untuk berekspansi di Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tak seperti asing, waralaba lokal tak banyak ekspansi ke luar negeri
JAKARTA. Jumlah waralaba asing yang masuk ke Indonesia tak seimbang dengan banyaknya perusahaan waralaba lokal yang mengepakkan sayap ke luar negeri. Ini tampaknya harus menjadi perhatian pemerintah. Amir Karamoy, Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali), mengatakan, perbandingan jumlah antara waralaba asing yang masuk dengan waralaba lokal yang melakukan ekspansi keluar sangat jauh.Menurut data WALI, sejak tahun 2010 sampai 2011, paling tidak sudah ada lebih dari 200 merek waralaba asing yang masuk. "Sementara waralaba lokal yang ekspansi keluar hanya berjumlah tiga merek," kata Amir kepada KONTAN, Jumat (16/12).Amir menyebut, beberapa waralaba merek lokal yang mampu menembus pasar internasional antara lain, Kopi Kamu dan Es Teler 77. Kopi Kamu sudah merambah ke Eropa, Amerika dan Amerika Latin dengan jumlah gerai mencapai 200 gerai. Sementara untuk Es Teler 77 sudah merambah Australia dan Malaysia.Meski tidak merekomendasikan untuk memberi batasan kuota jumlah pewaralaba dan gerainya, namun Amir memberi catatan jika harus ada pengetatan agar pewaralaba asing tidak terlalu bebas memasuki pasar Indonesia.Amir juga mengatakan, langkah yang paling bijak adalah pewaralaba asing harus bermitra dengan pengusaha lokal. Sehingga kepemilikannya tidak tersentral, dan dapat mengembangkan pengusaha lokal. Selain itu, agar waralaba lokal mampu mengembangkan pasar ke luar, pemerintah harus memberikan kredit dengan bunga yang murah. Dia membandingkan, di Malaysia para pengusaha waralaba dapat melakukan peminjaman dana kepada pemerintah dengan bunga 1%-2%, sementara di lokal bunga kredit bisa mencapai 16%.Gunaryo, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), mengatakan, jika hingga saat ini beberapa waralaba asing tersebut belum mengajukan perizinan. "Kalau mau Mou secara business to business boleh-boleh saja," kata Gunaryo (16/12).Untuk lebih mendorong waralaba lokal, Kemendag akan memberi fasilitasi waralaba lokal agar bisa meningkat kompetensinya. Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan mengajak pameran para pelaku waralaba ke beberapa negara tetangga.Sekadar informasi, tahun depan Indonesia akan kebanjiran merek waralaba asing yang akan memulai berbisnis di sini. Sebut saja, Applebee's, Denny's, Johnny Rockets, Carvel Ice Cream, Cinnabon, Schlotzsky's dan Moe's Southwest Grill. Waralaba asal Amerika Serikat (AS) ini sudah menyatakan ketertarikannya untuk berekspansi di Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News